Ditengah Corona, Ebola Mewabah di Kongo
Berita Baru, Internasional – RepublikKongo melaporkan wabah ebola kembali menginfeksi warganya di tengah perjuangan melawan pandemi Covid-19.
Dilansir dari CNN, Menteri Kesehatan Kongo, Eteni Longondo, mengatakan empat orang meninggal karena Ebola di sebuah distrik di kota barat laut Mbandaka.
“Lembaga Penelitian Biomedis Nasional (INRB) telah mengonfirmasi kepada saya bahwa sampel dari Mbandaka terbukti positif untuk Ebola,” ujar Longondo pada konferensi pers, Senin (01/6).
Longondo mengatakan pihaknya berencana mengunjungi lokasi wabah pada akhir pekan mendatang, serta mengirimkan vaksin dan obat-obatan dengan segera.
Ebola kembali mewabah di Ibu kota Provinsi Equateur, Mbandaka yang merupakan pusat transportasi di tepi Sungai Kongo dengan populasi lebih dari satu juta.
Sebelumnya, Equateur pernah dilanda wabah Ebola antara Mei dan Juli 2018, berakibat 33 orang meninggal dan 21 lainnya dinyatakan sembuh.
“Ini adalah provinsi yang sudah berpengalaman akan penyakit ini. Mereka tahu bagaimana merespons. Mereka memulai respon di tingkat lokal kemarin (Minggu),” jelas Longondo.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pihaknya akan segera mengirim tim untuk membantu Kongo.
“Untuk memperkuat kepemimpinan lokal, WHO berencana mengirim tim untuk mendukung respons,” kata Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika.
“Mengingat kedekatan wabah baru ini dengan rute transportasi yang sibuk dan negara-negara tetangga yang rentan, kita harus bertindak cepat.” imbuhnya.
Pada 2018 lalu, epidemi ebola di timur negara Kongo telah menewaskan 2.280 orang. Rencananya, Kongo akan mengumumkan negara itu bebas ebola pada 25 Juni, jika tak ada kasus baru selama 42 hari.
Secara keseluruhan wabah ebola telah menewaskan 11 ribu orang sejak 2014 terbanyak di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.
Saat ini, Kongo juga tengah berjuang menghadapi campak dan covid-19. Kongo mencatat ada 3.195 kasus positif, sebagian besar di ibu kota Kinshasa, dengan 72 kematian.
“Kami berada dalam periode kenaikan kurva,” jelas Longondo.
Kongo juga tengah menghadapi wabah campak yang telah menewaskan lebih dari 6.000 orang sejak awal tahun lalu.