Diskriminatif, Inggris Tidak Mengakui Sertifikat Vaksin dari Afrika
Berita Baru, Internasional – Kepala badan kesehatan Afrika mengatakan bahwa kebijakan Inggris untuk tidak menerima sertifikat vaksin Covid-19 dari benua itu memicu keraguan terhadap vaksin.
Dr John Nkegasong mengatakan bahwa sikap Inggris membingungkan dan memiliki implikasi luas dalam kampanye vaksinasi.
“Kami tidak mengerti mengapa Inggris mengambil keputusan ini,” katanya dalam jumpa pers virtual.
Seperti dilansir dari BBC, banyak orang Afrika yang marah, dan menyebut kebijakan itu diskriminatif.
Pekan lalu, pemerintah Inggris menandai beberapa negara yang disebutnya sebagai “daftar merah”, di mana para pelancong dari negara tersebut harus melakukan karantina jika mereka mengunjungi Inggris.
Meski telah melakukan vaksinasi, orang-orang dari luar UE dan AS perlu dikarantina jika memasuki Inggris karena negara itu tidak akan menerima sertifikat. Negara-negara Inggris lainnya – Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara – menetapkan kebijakan kesehatan mereka sendiri.
Dr Nkegasong, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika), mengatakan beberapa orang di Afrika akan bertanya mengapa mereka harus mengambil vaksin ini jika mereka tidak diakui secara internasional.
Dia juga mempertanyakan mengapa Inggris mengirim vaksin Afrika yang tidak dikenalinya. Nkegasong, seperti dikutip dari Reuters News mengatakan bahwa kebijakan itu sangat kontradiktif.
“Jika Anda mengirimi kami vaksin dan kami menggunakan vaksin itu dan Anda mengatakan Anda tidak mengenali orang yang telah diimunisasi dengan vaksin itu, tindakan itu memicu kecurigaan yang sangat menantang bagi kami.”
Dia mengatakan bahwa kebijakan tersebut menciptakan kebingungan masyarakat, menciptakan lebih banyak keengganan untuk melakukan vaksin”.
“Pesan ini tidak benar-benar berbicara tentang solidaritas dan kerja sama yang kita semua yakini sebagai landasan dan bahan bagi kita untuk keluar dari pandemi ini bersama-sama,” tambahnya.
Dr Richard Mihigo dari Organisasi Kesehatan Dunia wilayah Afrika mengatakan, negara-negara sekarang harus menemukan cara untuk menghasilkan sistem timbal balik untuk mendapat pengakuan sertifikat vaksin dari negara lain.
Kekurangan vaksin merupakan masalah di sebagian besar negara Afrika tetapi di beberapa negara, seperti Republik Demokratik Kongo, keraguan terhadap vaksin adalah masalah utama dan pemerintah berusaha membujuk lebih banyak orang untuk mendapatkan vaksin.