Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Fadli zon saat menerima delegasi kemanusiaan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS). (Foto: Twitter Fadli Zon)
Fadli zon saat menerima delegasi kemanusiaan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS). (Foto: Twitter Fadli Zon)

Dikaitkan dengan Kelompok Teroris, Fadli Zon: Fitnah yang Sangat Keji dan Kotor!



Berita Baru, Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon buka suara merespons kabar yang menyebutkan dirinya terkait dengan organisasi terduga teroris dokter Sunardi, Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI).

Kabar ini sebelumnya berawal dari foto lama 2015 yang menampilkan Fadli menyerahkan bantuan terhadap krisis kemanusiaan Suriah. Foto penyerahan bantuan oleh Fadli Zon ini diunggah akun HASI.

Belum lama ini, Densus 88 menembak mati tersangka terorisme dokter Sunardi yang disebut-sebut berstatus penanggung jawab HASI.

“Saya mengikuti beberapa berita, yang dimulai dari cuitan seorang buzzer, yang isinya mengaitkan seolah-olah saya punya kaitan dengan seorang terduga teroris yang baru saja ditangkap Densus 88, hanya karena sebuah foto lama tahun 2015. Atas fitnah tersebut, saya ingin memberi klarifikasi sebagai berikut,” tulis Fadli pada akun Twitter pribadinya, Rabu (16/3).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan menegaskan bahwa hal tersebut sebagai bentuk fitnah keji karena telah mengaitkan kerja DPR RI dengan isu terorisme.

“Sebagai Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Korpolkam, 2014-2019), setiap hari saya menerima berbagai delegasi bahkan hingga puluhan orang,” ujarnya.

Menurut Fadli, selama di Korpolkam 2014-2015, dirinya menerima delegasi masyarakat yang mewakili berbagai spektrum golongan dan kepentingan, baik untuk keperluan audiensi, penerimaan pengaduan, maupun courtesy call.

“Sebagai wakil rakyat, saya selalu bersikap terbuka terhadap seluruh anggota masyarakat, apapun suku, ras, agama, serta afiliasi politiknya. Itu adalah bagian dari tugas representasi saya sebagai anggota DPR RI,” terang Fadli Zon. 

“Pada 28 Mei 2015, saya bersama Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), @Fahrihamzah menerima permintaan delegasi kemanusiaan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang dipimpin oleh Ustadz Bachtiar Nasir (UBN),” sambungnya.

Fadli menyebut, FIPS menyampaikan perkembangan situasi pengungsi Suriah di perbatasan Turki yang membutuhkan bantuan dari masyarakat Indonesia. Mereka menggalang dana untuk rumah sakit darurat, makanan, serta pakaian bagi pengungsi korban perang.

Karena dana dikumpulkan dari masyarakat Indonesia, kata Fadli, FIPS kemudian meminta dirinya dan Fahri Hamzah sebagai representasi pimpinan wakil rakyat untuk secara simbolik menyerahkan bantuan kemanusiaan tersebut. Penyerahan simbolik ini diabadikan oleh para wartawan yang hadir.

“Setiap kegiatan saya sebagai anggota dan pimpinan parlemen, selalu didokumentasikan sebagai bentuk keterbukaan sekaligus pertanggungjawaban publik,” ujarnya.

Fadli mengungkap, selama menjabat Wakil Ketua DPR RI Bidang Korpolkam, kegiatan-kegiatan itu ia dokumentasikan dalam buku “Berpihak Pada Rakyat” yang terdiri dari lima jilid. Pertemuan dengan anggota delegasi FIPS dicatat dan didokumentasikan pada buku jilid pertama halaman 285.

“Saya dan Saudara Fahri Hamzah kenal dengan tiga anggota delegasi FIPS, yaitu Ustadz Bachtiar Nasir, Mustofa Nahra, serta pengacara Achmad Michdan. Namun, empat orang lainnya saya tidak kenal,” katanya.

Sebelum bertamu ke DPR, lanjut Fadli, pada tanggal 21 Mei 2015 FIPS juga telah bertamu ke Kementerian Luar Negeri yang diterima oleh Wakil Menteri Luar Negeri.

“Kementerian Luar Negeri menyambut baik kegiatan FIPS dan mengakui bahwa pemerintah Indonesia memiliki pemikiran serta visi yang sama dengan FIPS terkait bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah yang saat itu sangat membutuhkan pertolongan kemanusiaan,” jelasnya.

“Penerimaan terhadap delegasi FIPS adalah bentuk dukungan terhadap aksi kemanusiaan. Ketika masyarakat Indonesia menyumbang rumah sakit di Gaza, sebagai Wakil Ketua @DPR_RI saya juga diminta untuk menyerahkan bantuan tersebut secara simbolik,” imbuh Fadli.

Ia kembali menegaskan, upaya untuk mengait-ngaitkan dengan terduga teroris adalah fitnah belaka. Secara politik, Fadli menganggap hal tersebut fitnah kotor. “Sama seperti kalau ada orang yang mencoba mengaitkan Presiden @jokowi dengan terorisme hanya karena pernah menerima terduga teroris Farid Okbah di Istana,” ujarnya.

Sebagai informasi, pada 29 Juni 2020 Farid Okbah pernah diterima Presiden Joko Widodo di Istana. Pada tanggal 16 November 2021, Farid Okbah ditangkap oleh Densus 88 sebagai terduga teroris. “Apakah dua peristiwa yang berlainan itu bisa dikait-kaitkan?” tanya Fadli.

“Penjelasan ini saya buat untuk menepis fitnah sejumlah orang yang secara insinuatif berusaha memutarbalikan dukungan saya terhadap aksi kemanusiaan seolah adalah bentuk dukungan terhadap terorisme. Itu fitnah yang sangat kotor dan keji sekali,” tukasnya.