Diduga Lakukan Pengkhianatan, Mantan Kepala Badan Intelijen Kazakhstan Ditahan
Berita Baru, Almaty – Mantan Kepala Badan Intelijen Kazakhstan ditahan pemerintah karena dicurigai melakukan pengkhianatan tingkat tinggi setelah ia dipecat saat protes berujung kekerasan terjadi di hampir seluruh Kazakhstan.
Hal itu diumumkan oleh Komite Keamanan Nasional atau KNB dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (8/1), bahwa mantan pimpinannya dulu, yaitu Karim Masimov telah ditangkap pada hari Kamis setelah meluncurkan penyelidikan atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi.
“Pada 6 Januari tahun ini, Komite Keamanan Nasional meluncurkan penyelidikan pra-persidangan terhadap pengkhianatan tingkat tinggi,” kata pernyataan KNB.
Karim Masimov merupakan salah satu sekutu dekat presiden pendiri Kazakhstan Nursultan Nazarbayev.
“Pada hari yang sama, atas dugaan melakukan kejahatan ini, mantan ketua KNB KK Masimov ditahan dan ditempatkan di pusat penahanan sementara, bersama dengan yang lainnya,” imbuhnya.
Kekacauan di Kazakhstan masih berlanjut. Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan melaporakan bahwa lebih dari 4.400 orang telah ditangkap.
Sementara itu, pihak berwenang mengatakan pasukan keamanan telah membunuh 26 demonstran dalam kerusuhan selama minggu ini dan 18 petugas penegak hukum dilaporkan tewas.
Bangunan-bangunan umum di seluruh Kazakhstan dirampok dan dibakar dalam kekerasan terburuk yang dialami oleh bekas republik Soviet selama 30 tahun merdeka.
Pasukan keamanan tampaknya telah merebut kembali jalan-jalan di kota utama Kazakhstan, Almaty, pada hari Jumat (7/1) setelah berhari-hari terjadi bentrokan dan kekerasan.
Presiden Kassym-Jomart Tokayev yang didukung Rusia mengatakan dia memerintahkan pasukannya “menembak mati di tempat” untuk memadamkan pemberontakan di seluruh negeri.
Sehari setelah Moskow mengirim pasukan untuk membantu memadamkan protes, polisi berpatroli di jalan-jalan Almaty yang dipenuhi puing-puing pada hari Jumat (7/1), meskipun beberapa tembakan masih terdengar.
Demonstrasi dimulai sebagai tanggapan terhadap kenaikan harga bahan bakar tetapi membengkak menjadi gerakan luas melawan pemerintah dan Nazarbayev.
Nazarbayev yang berusia 81 tahun tersebut merupakan seorang penguasa terlama dari setiap negara bagian bekas Soviet, sampai ia menyerahkan kursi kepresidenan kepada Tokayev pada 2019.
Keluargan Nazarbayev secara luas diyakini telah mempertahankan pengaruhnya di Nur-Sultan, ibu kota yang dibangun khusus yang menyandang namanya.
Sekretaris pers Nazarbayev mengatakan pada hari Sabtu (8/1) bahwa mantan pemimpin itu berada di Nur-Sultan, menepis rumor tentang dia meninggalkan negara Asia Tengah itu setelah kerusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Nazarbayev menyeru semua orang untuk berkumpul di sekitar presiden Kazakhstan untuk mengatasi tantangan saat ini dan memastikan integritas negara,” kata Aidos Ukibay di Twitter, Sabtu (8/1)
Dia juga menyerukan agar tidak menyebarkan “informasi yang diketahui salah dan spekulatif”, yang kemungkinan besar ditunjukkan sebagai penyangkalan bahwa ia telah meninggalkan negara itu.