Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Agustina Cosachov, psikiater mendiang legenda sepak bola Argentina Diego Armando Maradona tiba di kantor kejaksaan di San Isidro, didampingi pengacaranya, Vadim Mischanchuk, di Buenos Aires, Argentina 25 Juni 2021. Foto: Reuters/Agustin Marcarian.
Agustina Cosachov, psikiater mendiang legenda sepak bola Argentina Diego Armando Maradona tiba di kantor kejaksaan di San Isidro, didampingi pengacaranya, Vadim Mischanchuk, di Buenos Aires, Argentina 25 Juni 2021. Foto: Reuters/Agustin Marcarian.

Diduga Berlaku Sembrono Hingga Sebabkan Kematian, 8 Staf Medis Maradona Terancam Penjara 25 Tahun



Berita Baru, Buenos Aires – Delapan staf medis legenda sepak bola dunia Diego Maradona akan diadili atas dugaan pembunuhan dan terancam penjara 25 tahun karena adanya bukti yang menyatakan bahwa mereka mereka gagal untuk mengambil ‘tindakan yang bisa mencegah kematian’, Rabu (23/6).

Hal itu didasarkan pada putusan pengadilan menyusul penyelidikan kematian legenda sepak bola dunia akibat serangan jantung pada November 2020.

Mario Baudry, seorang pengacara untuk salah satu putra Maradona, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Maradona “dalam situasi tidak berdaya” pada saat kematiannya.

“Begitu saya melihat penyebabnya, saya mengatakan itu adalah pembunuhan. Saya berjuang untuk waktu yang lama dan di sinilah kita, dengan tahap ini selesai,” katanya.

Kejahatan “pembunuhan sederhana” di Argentina biasanya menyebabkan hukuman delapan sampai 25 tahun penjara, menurut hukum pidana negara itu.

Delapan petugas medis tersebut adalah ahli bedah saraf dan dokter pribadi Maradona, Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov, psikolog Carlos Diaz, perawat Gisella Madrid dan Ricardo Almiron, bos mereka Mariano Perroni, dan dokter Pedro Di Spagna dan Nancy Forlini.

Para terdakwa telah membantah bertanggung jawab atas kematian Maradona.

Hakim pengadilan mengatakan beberapa pengacara mereka meminta agar kasus ‘pembunuhaan’ tersebut dihentikan.

Hakim yang bertanggung jawab atas kasus tersebut mempertanyakan “perilaku – aktif atau karena kelalaian – dari masing-masing terdakwa yang menyebabkan dan berkontribusi pada realisasi hasil yang berbahaya”.

Meski demikian, belum ada tanggal pasti untuk persidangan 8 staf medis tersebut.

Maradona meninggal pada usia 60 saat pulih dari operasi otak untuk pembekuan darah. Dia telah berjuang melawan kecanduan kokain dan alkohol selama beberapa dekade.

Maradona ditemukan tewas di tempat tidur dua minggu setelah menjalani operasi, di sebuah rumah kontrakan di lingkungan eksklusif Buenos Aires di mana dia dibawa setelah keluar dari rumah sakit.

Sebuah dewan medis yang ditunjuk untuk menyelidiki kematian Maradona menyimpulkan pada tahun 2021 bahwa tim medis bintang sepak bola itu bertindak dengan “cara yang tidak pantas, tidak tepat, dan sembrono”.

Maradona dianggap sebagai salah satu pesepakbola terhebat dalam sejarah.

Dia menjadi idola bagi jutaan orang Argentina setelah dia menginspirasi negara Amerika Selatan itu untuk memenangkan Piala Dunia kedua mereka pada tahun 1986.