Di Tengah Unjuk Rasa Penurunan Presiden, Jumlah Kasus COVID-19 Israel Menyalip China
Berita Baru, Tel Aviv – Pada hari Selasa (11/8) malam, Kementerian Kesehatan Israel melaporkan bahwa jumlah kasus COVID-19 Israel telah mencapai 85.222 kasus, yang berarti Israel telah menyalip jumlah kasus yang dilaporkan oleh China, 84.712 kasus.
Dilansir dari Middle East Monitor, laporan itu muncul di tengah suasana di mana orang-orang Israel telah mengorganisir protes massal terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas kesalahan penanganan krisis virus korona dan korupsi.
menurut data Kementerian Kesehatan Israel, pada selasa pagi, ada 24.608 kasus aktif atau gejala, 256 kasus di antaranya diidentifikasi setelah Senin (10/8) tengah malam.
Jadi, dalam periode 24 jam dari Minggu tengah malam hingga Senin tengah malam, secara nasional Israel telah melakukan 22.762 tes virus korona, dan 1.640 tes kembali dinyatakan positif.
Lalu pada Selasa pagi, jumlah korban tewas Israel mencapai 613 orang.
Ada 811 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, 386 pasien di antaranya tercatat dalam kondisi serius. Dari jumlah tersebut, 110 pasien menggunakan ventilator, dan 159 pasien lainnya terdaftar dalam kondisi sedang.
Namun, jumlah pasien COVID-19 kategori serius pada hari Selasa itu mengalami penurunan jumlah jika dibandingkan pada hari Minggu yang mencapai 404 pasien.
Sementara itu, 1.976 petugas kesehatan berada di karantina hingga Selasa, termasuk 250 dokter, 590 perawat, dan 1.136 anggota profesi perawatan kesehatan lainnya.
Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan pedoman terbaru untuk pengujian dan karantina virus korona.
Peraturan baru tersebut memungkinkan untuk mempersingkat masa karantina bagi pekerja medis yang terpapar pembawa virus korona di tempat kerja.
Petugas kesehatan yang dikarantina setelah kontak tersebut dapat diuji dua kali, pertama kali lima hingga delapan hari setelah kontak terakhir dengan pembawa virus, dan sekali lagi pada hari kesepuluh. Jika tes tersebut kembali negatif, pekerja akan dibebaskan dari karantina.
Peraturan baru juga menyatakan bahwa orang tanpa gejala yang ditandai dalam pelacakan kontak untuk pembawa virus yang dikonfirmasi dapat dites lagi virusnya. Aturan itu sampai sekarang hanya diizinkan untuk anggota keluarga dari pembawa yang dikonfirmasi.
Di bawah peraturan baru, siapa pun yang menjalani prosedur bedah elektif atau perawatan kesuburan harus dites dan dinyatakan negatif virus 72 jam sebelum prosedur.
Warga Israel yang bepergian ke luar negeri akan dites virus korona sesuai dengan persyaratan negara yang akan mereka kunjungi.
Pada hari Senin, Menteri Kesehatan Yuli Edelstein mendesak masyarakat untuk menjalani tes setelah kementerian kesehatan dan pertahanan menandatangani kesepakatan dengan operator lab swasta MyRating.
Dua laboratorium tambahan yang akan disediakan berdasarkan perjanjian tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas negara untuk pengujian virus korona dari 30.000 per hari menjadi 60.000 tes per hari.