Di Tengah Penyelidikan Adanya Kontaminasi Logam, Produksi Vaksin Moderna Tetap Berlanjut
Berita Baru, Brussel – Pada hari Jumat (27/8), di tengah dugaan adanya kontaminasi logam, produksi vaksin COVID-19 Moderna di sebuah pabrik di Spanyol dapat dilanjutkan, menurut Regulator obat Uni Eropa.
Sebelumnya, pada hari Kamis (26/8), Jepang menangguhkan penggunaan 1,63 juta dosis yang dikirim ke 863 pusat vaksinasi nasional. Penangguhan itu dilakukan lebih dari seminggu setelah distributor domestik, Takeda Pharmaceutical, menerima laporan kontaminan di beberapa botol.
Kantor berita Jepang NHKhttps://www3.nhk.or.jp/nhkworld/en/news/20210827_13/ dalam sebuah laporan yang diterbitkan Kamis malam, mengutip sumber-sumber kementerian kesehatan Jepang, mengatakan kontaminan itu diyakini sebagai partikel yang bereaksi terhadap magnet dan karenanya diduga sebagai logam.
Seorang pejabat kementerian kesehatan Jepang mengatakan komposisi kontaminan belum dikonfirmasi.
Dalam sebuah pernyataan, Takeda Pharmaceutical mengatakan telah meminta Moderna untuk menyelidiki masalah ini dan akan bekerja sama dengan kementerian untuk mengganti pasokan yang terpengaruh.
Berita tentang kontaminan dapat menjadi masalah baru bagi upaya inokulasi Jepang saat berjuang untuk membujuk banyak orang, terutama kaum muda, untuk divaksinasi.
Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan penangguhan batch Moderna sebagai tindakan pencegahan, tetapi itu dapat menyebabkan beberapa perusahaan Jepang untuk membatalkan vaksinasi pekerja dan memaksa regulator obat Eropa untuk meluncurkan penyelidikan.
Menanggapi itu, European Medicines Agency (Badan Obat Eropa) selaku regulator obat Uni Eropa mengatakan pihaknya memang sedang menyelidiki insiden di pabrik Spanyol yang dijalankan oleh Rovi, namun tidak menemukan alasan untuk penangguhan sementara produksi.
“Produksi vaksin COVID-19 di Rovi dapat dilanjutkan, setelah penilaian risiko awal,” kata Badan Obat Eropa kepada Reuters dalam sebuah pernyataan.
“Investigasi terhadap akar masalah sedang berlangsung. EMA akan dapat memberikan lebih banyak informasi saat penyelidikan berlangsung,” tambahnya.
Menurut data publik Uni Eropa, sejauh ini vaksin Moderna sejauh ini telah mengirimkan hampir 75 juta dosis vaksin COVID-19 ke UE. Perusahaan memiliki dua kontrak dengan 27 negara hingga 460 juta dosis.
Perusahaan farmasi Spanyol Rovi yang membotolkan vaksin Moderna untuk pasar di luar Amerika Serikat, mengatakan kontaminasi bisa disebabkan oleh masalah manufaktur pada jalur produksi, kata seorang juru bicara perusahaan.
“Perusahaan tidak bisa mengatakan apa-apa lagi saat sedang menyelidiki,” katanya dilansir dari Reuters.