Di Forum GAVI, Indonesia Tegaskan Tolak Penimbunan Vaksin
Berita Baru, Jakarta – Indonesia menegaskan menolak terhadap penimbunan, nasionalisme, dan politisasi vaksin COVID-19, karena berpotensi menyebabkan perpecahan geopolitik.
Hal itu disampaikan Menlu RI, Retno L.P. Marsudi, saat menghadiri pertemuan GAVI-COVAX Facility bertajuk “Investment Opportunity” yang digelar secara virtual pada Kamis (15/4).
GAVI COVAX adalah program bersama untuk mendukung akses penanggulangan COVID-19 melalui kolaborasi mempercepat penelitian, produksi, dan akses yang setara atas vaksin COVID-19.
“Hampir 1 dari 4 orang penduduk di negara berpendapatan tinggi telah divaksin, sedangkan di negara berpenghasilan rendah baru 1 dari 500 orang yang sudah divaksin. Seluruh negara harus bersatu menolak penimbunan dan nasionalisme vaksin,” kata Menlu Retno Marsudi, seperti dilansir laman Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Jumat (16/4).
Dalam kesempatan itu, Menlu Retno mengapresiasi telah dikirimnya 38 juta vaksin ke 100 negara di enam benua melalui skema Covax Facility.
Menurutnya, pengiriman vaksin itu menjadi bukti bahwa multilateralisme dapat membuahkan hasil yang konkrit.
Namun perjuangan belum akhir bagi seluruh negara untuk secara bersama melawan pandemi ini.
“COVAX Facility memerlukan dukungan dari kita semua, dan setiap negara bertanggung jawab untuk memastikan akses yang setara terhadap vaksin. Setiap pihak harus lebih berani berkomitmen dan beraksi untuk memastikan terlaksananya produksi dan distribusi vaksin secara tepat waktu, serta peningkatan skala produksi vaksin,” urainya.
Ia menambahkan, solidaritas global harus dikedepankan dalam mengatasi pandemi COVID-19.
Pertemuan GAVI-COVAX Facility telah membuahkan hasil konkret berupa komitmen pendanaan hampir mencapai 400 juta dolar AS dari Swedia, Norwegia, Belanda, Liechtenstein, Portugal, Jerman, dan Bill and Melinda Gates Foundation.