Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dewan Desak Kaji Sendimentasi Saluran Irigasi se-Gresik

Dewan Desak Kaji Sendimentasi Saluran Irigasi se-Gresik



Berita Baru, Gresik – Banyaknya saluran irigasi yang mengalami sendimentasi atau pendangkalan menuai sorotan tajam. Kalangan dewan mendesak organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar melakukan kajian secara komprehensif atau menyeluruh terhadap saluran irigasi se-Kabupaten Gresik.

Sehingga, setiap tahun ada alokasi anggaran untuk program normalisasi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Gresik dengan memprioritaskan titik-titik irigasi yang mengalami sendimentasi atau pendangkalan.

“Contohnya irigasi di Desa Gumeng Kecamatan Bungah. Kepala desanya mengeluh kalau irigasi disana belum dilakukan normalisasi hampir 20 tahun,” ujar anggota Komisi II DPRD Gresik, M Syahrul Munir usai melakukan pemantauan pengerukan irigasi di Desa Sumberrejo Kecamatan Manyar, Rabu (12/10).

Ketua Fraksi PKB DPRD Gresik ini menuturkan, hasil kajian itu nantinya bisa dijadikan OPD terkait sebagai pegangan data dalam mengusulkan anggaran untuk normalisasi irigasi di Kabupaten Gresik. Mengingat, saluran irigasi memiliki peran penting di sektor perikanan khususnya petambak.

“Selama ini, OPD terkait tidak ada anggaran untuk kegiatan normalisasi irigasi. Pengerukan irigasi yang dangkal, berdasarkan proposal dari pemerintah desa kepada anggota dewan yang diusulkan melalui pokok-pokok pikiran (pokir) dewan,” tukas dia.

Normalisasi irigasi, sambung Syahrul Munir, selain melancarkan arus pembuangan air di musim hujan untuk mengatasi banjir, juga sangat penting  bagi petani maupun petambak. Khususnya petambak di wilayah Kecamatan Manyar bagian Barat. Mereka membutuhkan air dari irigasi untuk mengisi tambak ataupun membuang air ketika hendak panen ikan.

“Seperti pengerukan irigasi di Desa  Sumberrejo, berdampak positif bagi petambak di Desa Karangrejo, Betoyoguci maupun Betoyo yang semuanya di Kecamatan Manyar,” papar dia.

Faktanya, ketika musim kemarau selama ini air irigasi surut dan sendimen sangat  tinggi. Sebaliknya, ketika musim penghujan, air penuh tetapi tetap saluran irigasi dangkal kalau tidak dilakukan pengerukan. Sehingga, tetap kurang maksimal manfaatnya bagi petambak disana.

“Ini menjadi pekerjaan rumah yang harus dibahas bersama antara eksekutif dan legislatif dan menjadi prioritas. Sebab, berpengaruh pada produktifitas pertanian maupun petambak,” pungkasnya.