Desa Telukan Gelar FGD Susun Rades Damai Wahid Foundation
Berita Baru, Sukoharjo – Pasca mengikuti training Pencegahan Ekstremisme Kekerasan dan Literasi Hukum oleh Wahid Foundation pada 12-15 Maret lalu di Hotel Harris & Conventions Solo, Desa Telukan Kabupaten Sukoharjo menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama elemen masyarakat yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok perempuan, Bhabinkamtibmas, dan kelompok pemuda yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Desa Damai untuk menyusun Rencana Aksi Desa (RADES) Desa Damai untuk mengimplementasikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip perdamaian dan berkeadilan gender pada Kamis (25/3).
Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Telukan Sriyanto saat memberikan sambutan mengungkapkan kebahahagiannya saat Wahid Foundation menjadikan Desa Telukan sebagai salah satu desa yang menjadi sararan Program Desa Damai.
“Saya sangat senang sekali saat Wahid Foundation hadir dengan Program Desa Damai di Desa Telukan, sebab Desa Telukan sendiri merupakan wilayah industri yang notabene terdiri dari banyak masyarakat urban dan kerap terjadi potensi konflik akibat banyaknya perbedaan paham keagamaan,” tutur Sriyanto
Sementara itu, Program Officer Wahid Foundation Fanani, menjelaskan pentingnya terlaksananya penyusunan RADES tersebut. Menurutnya, Rencana Aksi Desa selaras dengan Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial Tahun 2014-2019 (RAN P3AKS) dan juga Rencana Aksi Nasional Penanggulangan dan Pencegahan Eksremisme Kekerasan (RAN PE) yang mengarah pada Terorisme.
Selain itu, lanjut Fanani, terlaksananya Program Desa Damai di Desa Telukan diharapkan menjadi pelopor bagi desa lainnya di Jawa Tengah.
“Harapannya tiga desa ini bisa menjadi pelopor di antara desa-desa yang lain di mana wadah masyarakat terutama Kelompok Kerja (Pokja) bisa menjadi contoh bagi desa lainnya di Jawa Tengah bahwa masyarakat juga berkontribusi dalam pembangunan dan menjadi tanggung jawab bersama,” katanya memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan FGD tersebut.
Selain itu, ia juga berharap melalui Kelompok Kerja (Pokja) yang dibentuk di Desa Telukan bisa mengimplementasikan situasi desa yang kondusif dan bisa mendeteksi dini potensi konflik-konflik baik sosial maupun keagamaan sehingga bisa mencegahnya lebih awal.
“Semoga juga Tim Pokja bersama masyarakat bisa melakukan deteksi dini dan menecegah lebih awal terhadap dinamika masyarakat yang memungkinkan mengarah kepada kekerasan, radikalisme, dan lain sebagainya.” pungkasnya.
FGD yang berlangsung dari Kami siang hingga sore tersebut menurut Nurul, Fasilitator perwakilan Wahid Foundation di Wilayah Jawa Tengah, telah menghasilkan beberapa poin. Di antaranya adalah menguatkan pentingnya perdamaian dalam bingkai dan ruang lingkup kemanusiaan di lingkungan desa yang ditanamkan sejak dini kepada anak-anak, penguatan literasi dengan rencana dibentuknya rumah baca dan bimbingan bagi pemuda, dan juga pentingnya perlindungan bagi anak-anak perempuan yang mayoritas masyarakatnya bekerja di wilayah industri.