Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Perlombaan Senjata
© AFP 2020 / Karen BLEIER

Deplu AS: Perlombaan Senjata AS-Rusia-China Akan Merugikan Dunia



Berita Baru, Internasional – Pada hari Sabtu (4/7), seorang pejabat anonim Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak sedang berusaha mengadakan perlombaan kontrol senjata dengan Rusia dan China.

“Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk pengendalian senjata yang efektif yang memajukan keamanan AS, sekutu, dan mitra; dapat diverifikasi dan dapat ditegakkan; dan termasuk mitra yang mematuhi tanggung jawabnya dengan kewajibannya,” ujar pejabat itu, mengutip Sputnik.

Menurut pejabat itu, Presiden Donald Trump menyebut Rusia dan China ingin memulai era baru kendali senjata yang bergerak melampaui perjanjian bilateral masa lalu. Karena itu AS mendesak Rusia dan Cina agar mau bergabung dengan AS untuk memberikan hasil keamanan nyata kepada negara-negara di seluruh dunia.

“Perlombaan senjata tiga arah akan mengganggu kestabilan dan tidak akan meningkatkan keamanan bagi China atau Rusia,” tegas pejabat itu.

Bagaimanapun, menurut pejabat itu, AS akan tetap berkomitmen pada kontrol senjata internasional, sambil menekankan pentingnya China agar mau bergabung dalam pembicaraan dengan AS dan Rusia.

“China harus mempertimbangkan kembali ketidakhadirannya [perundingan Wina 22 Juni] dan bergabung dalam pembicaraan ini. Presiden Trump menginginkan perjanjian trilateral yang sesuai dengan lingkungan keamanan saat ini di mana China dan Rusia sedang berpacu dengan senjata,” imbuhnya.

China memiliki kewajiban berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir yang mengharuskannya untuk mengadakan pembicaraan dengan itikad baik mengenai langkah-langkah efektif yang mengarah pada pelucutan senjata nuklir.

“China dengan cepat membangun persenjataan nuklirnya. Mereka berusaha menggandakan kemampuan nuklirnya selama dekade berikutnya. Telah ada pembicaraan mengenai 1.000 hulu ledak nuklir. Beijing menginginkan tiga serangkai kemampuan dengan peluncur, yaitu berbasis darat, kapal selam, dan pembom. Ini bukan tindakan pencegahan.” imbuhnya.

China menolak untuk duduk bersama AS dan Rusia di Wina pada 22 Juni untuk membahas masa depan pakta kontrol senjata baru, yaitu NEW START. Beijing mengatakan bahwa pihaknya hanya mempunyai sedikit senjata nuklir dan tidak mau ikut campur dalam urusan kontrol senjata.

NEW START merupakan perjanjian nuklir terbesar saat ini antara AS dan Rusia dan masih berlaku hingga Februari 2021. Dengan adanya perjanjian itu, AS dan Rusia wajib mengurangi jumlah rudal nuklir pada jumlah yang ditetapkan dalam perjanjian.

Rusia ingin NEW START diperpanjang dalam jangka waktu 5 tahun lagi. Namun AS bersikeras agar mengikut sertakan China dalam perjanjian NEW START baru.