Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Bom
Penampakan bom di kaki Gunung Ciremai (Foto: Istimewa)

Densus 88 Temukan Bom 35 Kg di Kaki Gunung Ciremai



Berita Baru, Jakarta – Detasemen Khusus (Densus) 88 bersama tim Jibom Brimob Polda Jabar, Polres Majalengka, dan tim Lapas Sentul menemukan bahan peledak berupa TATP (Triacetone Triperoxide) sebanyak 35 Kg di ketinggian 1450 MDPL (meter di atas permukaan laut) tepatnya di kaki gunung Ciremai.

“Di sebuah lokasi tersembunyi dan sulit untuk dijangkau, di seputaran Blok Cipager, Desa Bantar Agung, Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat,” papar Kabag Penum Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, Senin (4/10).

Dari hasil pencarian, kata Ahmad, ditemukan sejumlah TATP dalam beberapa wadah terpisah.
Dari pengamanan bom tersebut, ditemukan pula sebuah toples berisi 10 kg TATP murni, botol plastik ukuran 250 ml berisi gotri (besi bulat berukuran kecil), empat Tupperware berisi TATP murni dan C1 dan setengah botol air minum besar berisi TATP yang sudah berubah warna.

Selanjutnya Tim Jibom Brimob Polda Jabar melakukan tindakan pemusnahan (disposal) terhadap bahan peledak tersebut di sekitar lokasi penemuan.

Dari hasil pemusnahan itu diketahui ternyata bahan peledak tersebut masih menghasilkan efek ledakan yang dahsyat.

Terbukti TATP sebanyak 50 gram yang dimusnahkan di atas tanah, menimbulkan lubang dengan diameter sekitar satu Meter dengan kedalaman 20 cm.

Ahmad menyebut tim Densus 88 melakukan pencarian bom di Ciremai usai mendapatkan informasi dari eks napiter bernama Imam Mulyana.

Imam, kata Ahmad, merupakan terduga teroris yang berniat membahayakan Presiden RI Jokowi saat akan menghadiri acara penutupan kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) ke IX Tahun 2017 di Taman Gua Sunyaragi, Cirebon.

“Dari penangkapan Imam, Densus 88 mengamankan satu buah koper yang berisi sangkur, airsoft gun, buku ajakan berjihad, dan beberapa benda mencurigakan lainnya,” ujarnya.

Dari hasil penyelidikan awal pada saat itu, Imam diketahui terkait dengan jaringan JAD dan berniat untuk merampas senjata anggota polisi yang mengamankan kedatangan presiden, dan melukai Jokowi.