Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

DEMA FISIP UIN Ar-Raniry Gelar Kegiatan Public Speaking

DEMA FISIP UIN Ar-Raniry Gelar Kegiatan Public Speaking



Berita Baru, Banda Aceh – Setelah dilantik pada 6 Januari lalu. Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fisip UIN Ar-Raniry melaksanakan kegiatan perdana Hipnotic Public Speaking dengan tema “Improve your publik speaking and be a good speaker” di ruang teater Fisip UIN Ar-Raniry, Rabu (17/3).

Kegiatan tersebut di isi oleh Wahyu Rezeki yang merupakan trainer dan founder HCI.

Dalam sambutan wadek III FISIP UIN Ar-Raniry, Ade Irma menyampaikan kepada seluruh peserta yang hadir agar jangan takut untuk memulai sesuatu. Bangkitlah mulai sekarang dan terus melahirkan ide dan karya demi kemajuan diri dan mengharumkan nama lembaga kedepan, jelas Ade Irma.

Ade Irma juga mengajak semua mahasiswa yang berorganisasi harus punya karakter yang baik serta mengedepankan azas moral (Akhlak) dalam menjalani roda organisasi saat ini.

Selanjutnya, Ketua Dema FISIP Nusrat Mahfudz dalam sambutannya mengatakan bahwa tidak perlu menjatuhkan orang lain untuk membuat kita maju, tidak perlu menginjak orang lain untuk membuat kita naik. Faktanya kadang kita sering kali lupa untuk menghargai orang lain.

“Sejatinya semua kita memiliki kelebihan, kekurangan, dan kekhilafan masing-masing. Begitupun dengan diri saya yang tidak lepas dari kekurangan,” tuturnya.

Mulai hari ini, detik ini mari sama-sama kita belajar, belajar bagaimana menganggap penting orang-orang disekitar kita, belajar berbahagia menerima kehadiran mereka. Oleh karenanya, marilah sama-sama kita manfaatkan kesempatan hari ini, agar bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.

Wahyu Rezeki atau yang akrab disapa bang Wahyu, menyampaikan dalam komunikasi ada 3 V yang harus di perhatikan, verbal (kata kata), vocal (suara) dan visual (menggambarkan).

“Ada beberapa hal yang membuat seseorang nerves (grogi) dalam public speaking, yaitu: kurang menguasai materi, takut di tertawakan, takut di cuekin audiens (pendengar), merasa audiens lebih pintar, takut terlihat bodoh dan intonasi yang tidak teratur,” jelas Wahyu.

“Jika kondisi seperti ini, Wahyu mengingatkan hal-hal yang paling penting dalam public speaking adalah positif thinking (berpikiran positif), know your fear (ketahuilah kekuatan mu), menege your self (mengelola diri sendiri) dan knowing your audience ( Kenali pendengar anda),” imbuhnya.