Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Data Survei: Mayoritas Suporter Tak Suka Kinerja PSSI
Data Survei: Mayoritas Suporter Tak Suka Kinerja PSSI

Data Survei: Mayoritas Suporter Tak Suka Kinerja PSSI



Berita Baru, Sepakbola – Dalam rilis survei, mayoritas dari suporter bola Indonesia tidak menyukai dengan kinerja PSSI.

Setidaknya, dari 35 koresponden menyatakan kurang dengan kinerja-kinerja yang telah dilakukan PSSI.

Survei tersebut dilakukan oleh Football Institute yang melibatkan 1.200 sample. Sampel diambil dari enam kota yang masing-masing terdiri dari 200 orang.

Selain itu, sample juga terdiri 81,3 persen pria dan 18,7 perempuan. Sementara dari kategori usia, 55 persen diambil dari rentang usia 17-24 tahun, 33,5 persen dari 25-34 tahun, 7,8 persen 35-44 tahun, 2,8 persen 45-54 persen, dan 0,5 persen di atas 54 tahun.

Selain itu sample juga didominasi 75 persen koresponden tamatan SLTA, 18,1 lulusan Diploma dan Sarjana, 6,2 persen tamatan SLTP, dan 0,7 persen lulusan S2 dan S3.

Ada banyak variabel yang diambil dalam survei Football Institute. Beberapa di antaranya adalah penilaian suporter terhadap kepemimpinan Mochamad Iriawan sebagai Ketum PSSI.

Lalu responden dimintai pendapatnya soal alasan PSSI tidak bertanggung jawab di Tragedi Kanjuruhan. Hingga penilaian terhadap kinerja PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator Liga 1.

Untuk itu, Football Institute punya jagoan untuk maju bursa pencalonan Ketum PSSI. Setidaknya tiga nama mereka ajukan yakni Hary Tanoe, Erick Thohir, dan Achsanul Qosasi.

“Pasti jadi modal itu (ketum Federasi Futsal Indonesia) buat dia untuk melakukan kampanye terhadap voters. Artinya walaupun futsal masuk dalam football organizationnya FIFA, tapi pengelolaan futsal dengan sepakbola sangat jauh sekali berbeda,” kata founder Football Institute Budhi Setiawan kepada wartawan di Jakarta, Senin (31/10/2022), terkait potensi Harry Tanoe maju bursa pencalonan Ketum PSSI.

“Secara suporternya saja berbeda, yang satu indoor (5-7 ribu penonton), sedangkan stadion bisa sampai 80-90rb. Artinya tingkat risiko tinggi, tinggal beliau siap atau enggak dengan shifting dari yang kecil menjadi yang besar. Karena kan bukan bicara pengalaman, bukan modal kapital tapi kesiapan untuk menanggung risiko. Sebagai bisnisman, Hary Tanoe pasti punya perhitungan, apa yang akan dilakukan,” ujarnya menambahkan.

Selanjutnya, Football Institute juga menjagokan Erick Thohir. Ia dinilai punya modal mengurus sepakbola, apalagi pernah menjadi pemilik saham terbesar Inter Milan.

Selain itu, Erick Thohir juga pernah menjadi pemilik klub Amerika Serikat DC United. Dengan bekal itu, Erick Thohir dianggap tidak buta-buta amat dengan sepakbola.

“Erick Thohir walaupun tidak secara langsung pernah beraktivitas di PSSI, tapi siapa yang tak kenal dia. Erick Thohir membangun brand Indonesia melalui klub Inter Milan. Bersama dengan Anindya Bakrie, dia membeli Oxford United di Inggris. Dia jadi duta Indonesia yang mempopulerkan di luar negeri,” tutur Budhi.

“Achsanul Qosasi sudah lama di dunia sepakbola, memimpin Madura United dari mulai 0 sampai sekarang sudah autopilot. Jadi dari secara pengalaman, jam terbang, kemampuan sudah tak diragukan. Tinggal bagaimana sosok beliau acceptable atau enggak di teman-temannya sendiri,” ucapnya.