Data INDEF: 10 Kementerian Paling Banyak Diperbincangkan di Medsos, Kominfo Paling Negatif
Berita Baru, Jakarta – Data Analyst Continuum Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Wahyu Tri Utomo memaparkan data 10 kementerian yang paling banyak diperbincangkan warganet di media sosial.
Data tersebut disampaikan Utomo saat menjadi pembicara pada Diskusi Publik INDEF Kaleidoskop Kabinet Indonesia Maju 2022 yang bertajuk “Sepak Terjang Kebijakan Kabinet Indonesia Maju dan Respon Masyarakat Melalui Pendekatan Big Data” pada Jumat (23/12/2022).
Utomo menyampaikan data yang diperolehnya bersumber dari media sosial Twitter yang dilakukan riset sejak 1 Januari hingga 12 Desember 2022 dengan menggunakan metode screening media dan buzzer free.
“Dari profil data kementerian dari perbincangan di medsos diperoleh data 1,231,162 perbicangan dari 1,012,299 akun medsos. Diperoleh data Kementerian paling popular adalah Kemenkominfo (135 ribu) perbincangan, Kemendag (132 ribu) , Kemenkeu (86 ribu), Kemenhan (81 ribu) , Kesehatan (80,8 ribu), Kemenag (79 ribu), Kemenpora (70,7 ribu), Kemendagri (51,5 ribu), Kemen BUMN (48,1) ribu, Kemen ATR (47,9 ribu) perbincangan,” ujar Utomo.
Menurut Utomo, sejumlah kementerian banyak diperbincangkan oleh warganet karena terdapat beberapa isu, seperti Kemenkominfo yang cukup populer akibat kebocoran data dan pemblokiran PSE.
“Kemendag populer karena terjadinya kelangkaan dan kenaikan minyak goreng sebagai imbas dari kenaikan harga pangan. Padahal pangan adalah salah satu hal mendasar. Kementerian Keuangan popular terkait kebijakan pajak, kenaikan PPN dan cukai rokok dan kebijakan keuangan lainnya,” jelasnya.
Kendati demikian, positivity rate top dari 10 kementerian itu, menurut Utomo Kemenkominfo, Kemendag dan Kemenpora mendapat sentiment negatif lebih banyak daripada Kementerian yang lain. Sentimen negatif masyarakat akibat kekecewaan terhadap berbagai kebijakan yang diterapkan Kementerian, mulai dari kritik hingga keluh kesah.
“Kominfo mendapat sentiment negatif karena kasus Pemblokiran PSE dan kebocoran data, Kemendag karena isu kelangkaan minyak goreng, Kemenag karena sikap personal menteri agama yang berimbas pada kementerian, dan Kemenpora karena kasus Kanjuruhan. Sementara Kemengterian ATR mendapat positivity rate paling tinggi, ketika masyarakat merasakaan sangat terbantu dalam urusan akta tanah, pelaporan masalah tanah, dan lain-lain,” terang Utomo.
Oleh karena itu, Utomo berkesimpulan bahwa dari data perbicangan di medsos, ternyata kepopuleran figure menteri dua kali lipat lebih banyak dibanding lembaganya.