Daryono: Peristiwa Gempa Besar Dimanapun Akan Selalu Berulang
Berita Baru, Jakarta – Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa gempa dahsyat yang terjadi di Indonesia sudah lebih dari 16 kali sejak 1700 an.
Bahkan ia menyebut, di wilayah Aceh gempa besar yang memicu tsunami pernah terjadi beberapa kali pada masa lalu yaitu tahun 1861, 1886, 1907, 2004, 2005 & 2012.
“Data hasil kajian tsunami purba juga mengungkap bukti terjadinya perulangan tsunami yang terjadi ribuan tahun silam. Peristiwa gempa besar dimanapun akan selalu berulang,” kata Daryono, Minggu (26/12).
Menurutnya, Aceh merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks karena berdampingan dengan Sumber Gempa Megathrust (M9,1-9,2) serta terletak pada jalur sumber gempa sesar aktif yaitu segmen Seulimeum dan segmen Aceh dengan Magnitudo dapat mencapai 7,0.
“Gempa Aceh 26 Desember 2004 adalah yang terbesar di Indonesia tercatat oleh instrumen. Gempa ini menimbulkan bidang patahan 1.300 km dari barat Aceh hingga Kepulauan Andaman dalam rentang proses rekahan 12 menit membangkitkan tsunami dahsyat dan berdampak kerusakan lingkungan yang luar biasa,” terangnya.
Daryono juga menyampaikan, banyaknya korban dalam peristiwa Tsunami 2004 itu salah satunya karena belum banyak yang memahami risiko tsunami. Selain itu, Jaringan monitoring gempa dan monitoring laut yang dimiliki terbatas.
“Pada Tahun 2004 kita belum banyak memahami risiko tsunami. Jaringan monitoring gempa dan monitoring laut terbatas. Belum ada Sistem Peringatan Dini Tsunami. Masya. belum peduli tsunami. Layanan informasi tsunami oleh Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) & Japan Meteorological Agency (JMA),” ungkap Daryono.
Guna mendukung sistem prosesing yang cepat dan akurat dalam memberikan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami di Aceh, lanjut Daryono, BMKG saat ini sudah memasang sebanyak 22 sensor seismograf digital broadband di seluruh wilayah Provinsi Aceh.
Tidak hanya itu, agar info gempa dan peringatan dini tsunami yang dikeluarkan BMKG dapat segera diterima pemerintah daerah dan stakeholder di Aceh maka BMKG kini sudah memasang sebanyak 41 unit alat penerima informasi gempa dan peringatan dini tsunami.
“Terdiri dari, WRS New Generation, WRS 2 Way, dan WRS DVB. Di Aceh, BMKG Juga Memasang Peralatan Early Warning System (EWS) Radio Broadcaster,” tukas Daryono.