Daryono: Gempa Susulan Jayapura Mencapai 392 Kali
Berita Baru, Jayapura – Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebutkan bahwa telah terjadi 392 kali gempa susulan paca gempa utama berkekuatan magnitudo 5,2 mengguncang pantai utara Jayapura, Papua, pada Selasa (3/1) lalu.
“Gempa susulan Jayapura hingga hari ini mencapai 392 kali, dirasakan 44 kali. Masyarakat tidak perlu mengungsi karena tidak ada peringatan dini tsunami,” tulis Daryono, dalam cuitan Twitter pribadinya, Kamis (5/1).
Sebelumnya diberitakan, Sejumlah warga Kota Jayapura ramai-ramai mengungsi karena khawatir terjadi tsunami pasca gempa 5,2 menguncang wilayah tersebut.
“Jadi mereka itu tinggal di pinggir laut, melihat air surut membuat mereka berpikir akan terjadi tsunami dan gempa susulan yang sering terjadi membuat mereka memilih mengungsi,” kata Kepala BPBD Kota Jayapura Asep Khalid, Selasa (3/1), seperti dilansir Detik Sulsel.
Asep mengaku tak bisa memaksakan warga untuk kembali ke rumah mereka, namun ia tetap minta warga tidak panik. “Kita sampaikan fenomena air surut itu bukan akan terjadi tsunami, melainkan pada malam hari seperti ini air tengah surut. Jadi kita tidak perlu khawatir berlebihan,” terangnya.
Analisis BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menganalisis gempa magnitudo (M) 5,2 yang terjadi di Jayapura. Dipastikan gempa yang berpusat di laut itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Episenter gempa yang terjadi pukul 19.55 WIB ini terletak pada koordinat 2,40°LS-141,02°BT, tepatnya berlokasi di laut pada jarak 16 Km arah Utara Raveni Rara, Jayapura, pada kedalaman 10 km.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,1,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan tertulis, Selasa (3/12).
Menurut Daryono, memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, BMKG menilai gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik (oblique-thrust fault),” ujar Daryono.
Gempa berdampak dan dirasakan di daerah Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura dengan skala intensitas III-IV MMI yang artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami,” ucapnya.
Daryono juga menyampaikan, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 189 aktivitas gempa bumi sejak 2 Januari 2022 di lokasi tersebut. Ia menghimbau agar masyarakat tetap tenang.
“Dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” kata Daryono.
Lalu, Daryono juga mengingatkan agar warga menghindari diri dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, serta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa.
“Atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” pungkasnya.