Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Salah satu tentara yang dikerahkan Presiden Bukele. Foto: Twitter Presiden Bukele
Salah satu tentara yang dikerahkan Presiden Bukele. Foto: Twitter Presiden Bukele

Darurat Militer, Presiden Salvador Perintahkan Tentara Turun ke Jalan



Berita Baru, San Salvador – Pada hari Kamis (11/11), Presiden Salvador Nayib Bukele kerahkan militer untuk berpatroli di jalan-jalan di seluruh negeri sebagai tanggapan atas lonjakan pembunuhan minggu ini.

Atas perintah itu, militer menggunakan mobil lapis baja untuk memblokir jalan keluar dari beberapa lingkungan miskin, sementara polisi pergi dari pintu ke pintu mencari anggota geng jalanan terkenal di negara itu.

“Kami telah mengerahkan polisi nasional dan angkatan bersenjata kami untuk menahan peningkatan pembunuhan yang terdaftar selama 48 jam terakhir,” Bukele memposting di Facebook bersama video tentara berpatroli di jalan-jalan.

Pengerahan militer itu menyusul lebih dari 30 pembunuhan yang teradi pada Selasa (9/11) dan Rabu (10/11) di negara miskin Amerika Tengah yang berpenduduk sekitar 6,5 juta orang itu.

Tingkat pembunuhan di Salvador telah turun tajam dari tahun-tahun penuh kekerasan pada pertengahan 2010-an. Pada saat itu, 15 atau 20 pembunuhan sehari adalah hal biasa.

Namun, negara ini terus menjadi salah satu negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia.

Sebelum kenaikan angka pembunuhan minggu ini, Salvador rata-rata mengalami 3,8 pembunuhan sehari. Sebelum Bukele menjabat pada 2018, rata-rata adalah 9,2 pembunuhan per hari.

Dalam cuitannya di Twitter, Presiden Bukele mengatakan bahwa setelah hampir 24 jam meluncurkan keadaan darurat nasional, pihaknya telah berhasil menahan peningkatan kekerasan dalam beberapa hari terakhir.

“Itu tidak mudah dan tidak akan mudah mulai sekarang. Kami menghadapi musuh lama, tetapi dengan sekutu dan pendanaan baru,” katanya, di Twitter, Jumat (12/11).

Bukele memperkenalkan tindakan kejam untuk menindak kekerasan geng, termasuk penggunaan kekuatan mematikan, menarik tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.

Presiden mengedarkan foto-foto anggota geng bertato yang hampir telanjang berbaris ke halaman penjara dan disuruh duduk di ruang sempit. Dia berjanji akan membuat mereka yang bertanggung jawab memerintahkan pembunuhan itu menyesalinya.