Darurat Covid-19, India Umumkan Seruan Gawat Darurat
Berita Baru, Internasional – Pada hari Sabtu (24/4), India melaporkan 346.786 kasus infeksi baru, negara dengan rekor tertinggi pertama dunia selama tiga hari berturut-turut. Sementara kasus kematian juga naik menjadi 2.624 kasus, angka tertinggi pertama selama pandemi Covid-19 di India.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah bergegas mempercepat pengadaan vaksin, kabar baik yang datang pada hari Jumat (23/4), setelah regulator AS menyetujui dimulainya kembali vaksinasi Johnson & Johnson usai dihentikan karena ada masalah pembekuan darah.
Pengumuman lainnya terkait vaksin Covid-19 datang dari Brussel, ketika regulator obat-obatan Eropa mengatakan manfaat vaksin AstraZeneca usai terjadi banyak kontroversi. Brussel menegaskan kembali bahwa vaksin itu harus tetap digunakan meskipun terdapat laporan adanya pembekuan darah.
Di India, sebagaimana dilansir dari BBC, menyerukan bantuan suplai fasilitas kesehatan oksigen untuk pasien yang menggunakan dukungan ventilator.
“SOS – seruan gawat darurat pasokan oksigen kurang dari satu jam di Max Smart Hospital & Max Hospital Saket,” kata salah satu jaringan rumah sakit swasta terbesar di Delhi secara online.
“Lebih dari 700 pasien dirawat, membutuhkan bantuan segera.”
Setidaknya 13 pasien Covid meninggal di Mumbai ketika si jago merah mealahap salah satu rumah sakit di India pada hari Jumat (23/4).
Di beberapa negara bagian telah memperketat kebijakan pembatasan wilayah (lock down), dengan pusat kota diisolasi dan semua layanan di Maharashtra yang tidak penting ditutup untuk menghindari penyebaran virus. Akhir pekan ini, negara bagian utara Uttar Pradesh, rumah bagi 240 juta orang, ditutup akhir pekan ini.
Sementara negara-negara lain telah menutup pintu aksesnya ke India, karena takut varian baru menyebar dengan cepat di negara tersebut. Pada Kamis (22/4), Uni Emirat Arab menjadi negara terbaru yang memberlakukan pembatasan, sementara Kanada menghentikan penerbangan dari India dan Pakistan.
Australia dan Selandia Baru, dua tetangga yang sebagian besar bebas virus korona, membuka aarus perjalanan bebas karantina mereka pada hari Minggu, setelah hampir 400 hari menutup jalur perbatasan mereka. Langkah tersebut menuai pujian, karena dinilai sebagai upaya untuk memulai kembali industri perjalanan global yang lumpuh akibat pandemi.