Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Darurat Covid-19, India Kekurangan Krematorium
(Foto: Getty Images)

Darurat Covid-19, India Kekurangan Krematorium



Berita Baru, Internasional – Setelah gelombang kasus kedua Covid-19 yang mematikan di India, sejumlah krematorium di Delhi penuh, sehingga terpaksa membangun tumpukan kayu pemakaman darurat di sebidang tanah cadangan.

Para kerabat yang berduka terpaksa harus menunggu hingga 20 jam agar mendapat tumpukan kayu untuk prosesi kremas kerabat yang mereka cintai.

Seperti foto-foto yang diambil di Delhi pada hari Selasa, memperlihatkan kepulan asap dari tumpukan kayu yang menyala di tempat parkir mobil yang telah diubah menjadi krematorium darurat. Di tempat lain, para pekerja membangun tumpukan kayu sementara di atas tanah di luar krematorium.

 “Orang-orang sekarat, sekarat dan sekarat,” kata Jitender Singh Shanty, yang mengoordinasikan lebih dari 100 kremasi per hari di timur kota.

“Jika ada banyak lagi jenazah maka kami akan dikremasi di jalan. Tidak ada lagi ruang di sini,” katanya, menambahkan:” Kami tidak pernah berpikir bahwa kami akan melihat pemandangan yang begitu mengerikan.”

Darurat Covid-19, India Kekurangan Krematorium
(Foto: Getty Images)

Pada Rabu (28/4), korban tewas Covid-19 India melonjak melewati 200.000 karena kekurangan oksigen, pasokan medis dan staf rumah sakit menambah rekor jumlah kasus baru.

Gelombang kedua Covid-19 India telah mencatat setidaknya 300.000 orang positif per hari selama seminggu terakhir. Perawatan kesehatan penuh dan krematorium tak lagi tersedia.

Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 360.960 kasus baru tercatat, merupakan total kasus harian terbesar di dunia. Kasus keseluruhan India hampir mencapai 18 juta. Sementara kasus kematian mencatat 3.293 jiwa. Hari paling mematikan sejauh ini, sehingga korban tewas menjadi 201.187.

Para ahli percaya bahwa jumlah resmi kasus di India jauh melampaui angka yang dilaporkan, dengan negara bagian berpenduduk padat seperti Uttar Pradesh dan Gujarat dinilai kurang menghitung kematian dan kasus Covid-19.

Saat jumlah korban tewas meningkat, langit malam di beberapa kota di India menyala oleh jilatan api kremas para mayat.

BBC melaporkan, pohon-pohon di taman ditebang untuk agenda kremas dan para kerabat diminta untuk membantu menumpuk kayu.

Sebanyak 27 tumpukan kayu baru telah dibangun di krematorium ibu kota Sarai Kale Khan dan puluhan lainnya ditambahkan di taman terdekat. Pejabat juga mencari ruang tambahan di dekat dasar sungai Yamuna kota.

Darurat Covid-19, India Kekurangan Krematorium
(Foto: Getty Images)

Beberapa bantuan kesehatan dan kebutuhan medis telah mendarat dari negara-negara lain, seperti ventilator dan perangkat oksigen dari Inggris. Amerika Serikat juga telah berjanji untuk mengekspor jutaan dosis vaksin AstraZeneca.

Ledakan infeksi di India – 350.000 kasus baru yang tercatat pada hari Selasa – telah mendorong lonjakan kasus global menjadi 147,7 juta. Virus itu kini telah menewaskan lebih dari 3,1 juta orang di seluruh dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Selasa bahwa varian Covid-19 yang dikhawatirkan berkontribusi pada lonjakan kasus virus korona di India. Di mana hal tersebut  telah ditemukan di lebih dari 12 negara.

Badan kesehatan PBB mengatakan varian B.1.617 dari Covid-19 yang pertama kali ditemukan di India hingga Selasa telah terdeteksi di lebih dari 1.200 urutan yang diunggah ke database akses terbuka GISAID “dari setidaknya 17 negara”.

“Sebagian besar urutan diunggah dari India, Inggris, AS dan Singapura,” kata WHO dalam pembaruan epidemiologi mingguan tentang pandemi.

Terlepas dari status India sebagai “apotek dunia”, produsen obat generik terbesar tidak mampu memenuhi permintaan obat antivirus seperti remdesivir.

Banyak dokter mengatakan obat itu tidak berfungsi secara signifikan untuk pengobatan Covid-19, tetapi rumah sakit tetap meresepkannya.

AS, Prancis, Jerman, Kanada, Uni Eropa, dan Organisasi Kesehatan Dunia berjanji akan mempercepat pasokan bantuan ke India. Pada hari Senin, Biden mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan mengirimkan hingga 60 juta dosis vaksin AstraZeneca Covid-19 ke luar negeri.

Sementara Washington belum memutuskan negara mana yang akan menjadi penerima, India tampaknya menjadi prioritas utama setelah Biden berbicara dengan Perdana Menteri Narendra Modi.

“India ada di sana untuk kami, dan kami akan berada di sana untuk mereka,” tweet Biden, merujuk pada dukungan India untuk Amerika Serikat ketika negara itu mengalami krisis Covid terburuk. Prancis juga mengatakan akan mengirim delapan unit produksi oksigen, wadah oksigen, dan respirator ke India.

UE mengatakan pengiriman pertama bantuan dari negara-negara anggota blok itu ke India akan dikirimkan “dalam beberapa hari mendatang.”

Bantuan awal termasuk 365 ventilator dan 700 konsentrator oksigen dari Irlandia, 120 ventilator dari Swedia, 58 ventilator dari Luksemburg, 80 konsentrator oksigen dari Rumania, dan ribuan dosis remdesivir dari Belgia dan Portugal.