Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Aktivitas awan panas guguran Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Aktivitas awan panas guguran Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. (Foto: Istimewa/BPTG)

Dalam Sepekan, Gunung Merapi Luncurkan 160 Kali Guguran Lava



Berita Baru, Yogyakarta – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava sebanyak 160 kali selama pengamatan sejak 17 hingga 23 Maret 2023.

“Guguran lava teramati 160 kali ke arah barat daya atau hulu Kali Bebeng dan Kali Boyong dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter,” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam keterangan tertulis di Yogyakarta, Sabtu (25/3).

Menurut Agus, selama sepekan awan panas guguran juga teramati keluar dari Gunung yang membentang di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu sebanyak dua kali ke arah barat daya dengan jarak luncur 1.300 meter.

Ia menyampaikan, berdasarkan analisis morfologi dari stasiun camera Deles 5, Tunggularum, Babadan 2, dan Ngepos, teramati adanya perubahan morfologi pada kubah barat daya Merapi yang dipicu guguran dan awan panas guguran.

“Untuk kubah tengah tidak ada perubahan yang signifikan,” tutur Agus.

Sementara itu, lanjutnya, berdasarkan foto udara pada 13 Maret 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 1.686.200 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.312.100 meter kubik.

“Intensitas kegempaan Merapi selama sepekan terakhir terhitung masih tinggi,” kata Agus.

Selama kurun itu, terang Agus, Gunung Merapi tercatat mengalami dua kali gempa awan panas guguran, satu kali gempa vulkanik dalam, 41 kali gempa vulkanik dangkal, 201 kali gempa fase banyak, satu kali gempa frekuensi rendah, satu kali gempa hembusan, 821 gempa guguran, dan lima kali gempa tektonik.

“Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada pekan ini menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 0,03 cm per hari,” tuturnya.

Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Siaga atau Level III yang ditetapkan sejak November 2020 silam. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran yakni di Kali Woro sejauh 3 km dari puncak, dan Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak.

“Selain itu potensi bahaya juga di Kali Boyong sejauh 5 km dari puncak, serta Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km dari puncak. Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” pungkasnya.