Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pabrik Uranium Pyongsan
Pabrik Uranium Pyongsan aktif produksi sejak 1990 hingga kini karena tailing piles yang terus bertambah dan kolam limbah yang menggunung. Foto: CSIS.

CSIS: Pabrik Uranium Pyongsan Aktif Produksi Sejak 1990 Hingga Kini



Berita Baru, Internasional – Pada hari Kamis (6/8), Center for Strategic & International Studies (CSIS) menerbitkan video yang menunjukkan bahwa Pabrik Konsentrat Uranium Pyongsan Korea Utara cukup aktif memproduksi bahan baku untuk reaktor nuklir dan senjata nuklir sejak tahun 1990 hingga kini.

Video berjudul North Korea’s Uranium Plant at Pyongsan itu merupakan salah satu seri dari program CSIS High Resolution. Program itu merupakan program yang memadukan citra satelit, pemetaan video canggih, dan animasi, lalu dibumbui dengan analisis dari para ahli geopolitik untuk menawarkan pandangan terperinci pada beberapa kebijakan luar negeri dan masalah keamanan nasional terbesar.

Menurut video itu, fasilitas Pyongsan terletak sekitar 45 Km dari DMZ di Korea Utara. Pabrik uranium itu memproduksi konsentrat uranium, atau yellow cake, yang merupakan bahan baku reaktor nuklir, tapi bisa juga diproses ulang untuk senjata nuklir berbasis uranium dan plutonium.

“Citra kami menunjukkan bahwa fasilitas Pyongsan cukup aktif dan tampaknya juga tumbuh dalam hal kapasitasnya,” kata Victor Cha, Penasihat Senior dan Ketua Korea CSIS dalam video itu.

CSIS: Pabrik Uranium Pyongsan Aktif Produksi Sejak 1990 Hingga Kini
Citra satelit Pabrik Konsentrat Uranium Pyongsan Korea Utara. Foto: CSIS.

Salah satu bukti dari aktifnya fasilitas ini adalah karena adanya peningkatan dan pembangunan fasilitas baru, serta bebepa perbaikan di seluruh fasilitas.

Namun yang paling menonjol adalah perluasan ‘tailings piles’.

“Di antara kegiatan yang paling menonjol terlihat adalah perluasan tailing piles. Tailing piles adalah bahan sisa setelah fasilitas benar-benar mengekstrak bijih yang mengandung uranium di dalamnya,” kata Joseph S Bernudez Jr, Rekan Senior untuk Analisis Citra CSIS.

“Ini merupakan indikasi aktivitas penambangan dan menunjukkan bahwa aktivitas penambangan terus berlanjut di sepanjang pabrik. Di dalam tailing piles tersebut, kami melihat sejumlah kegiatan yang sangat menarik. Kami melihat dengan jelas peningkatan jumlah endapan limbah padat yang dibuang ke kolam,” imbuh Bernudez.

CSIS: Pabrik Uranium Pyongsan Aktif Produksi Sejak 1990 Hingga Kini
Tailing Piles di Pabrik Konsentrat Uranium Pyongsan Korea Utara. Foto: CSIS

“Kami juga melihat kenaikan permukaan air di dalam kolam limbah. Analisis kami dengan jelas menunjukkan bahwa fasilitas tersebut mulai beroperasi sekitar tahun 1990 dan terus beroperasi hingga saat ini,” jelas Bernudez.

Namun, Victor Cha mengatakan bahwa tetap sulit untuk menentukan secara pasti bagaimana sebenarnya atau apa yang terjadi di dalam fasilitas, dan berapa banyak senjata nuklir yang dimiliki Korea Utara.

CSIS: Pabrik Uranium Pyongsan Aktif Produksi Sejak 1990 Hingga Kini
Kolam limbah di Pabrik Konsentrat Uranium Pyongsan Korea Utara. Foto: CSIS.

“Apa yang kita ketahui dari melihat fasilitas ini adalah bahwa kegiatannya memberi tahu kita bahwa bahan bakar nuklir terus diproduksi untuk reaktor-reaktor ini, yang hanya berarti bahwa mereka memiliki kapasitas untuk mengembangkan bom nuklir mereka,” jelas Victor Cha.

Lebih lanjut, dalam video itu Victor Cha juga menunjukkan bagaimana diplomasi denuklirisasi AS dengan Korea Utara, baik yang terjadi di Singapura dan Hanoi, benar-benar hanya berupa kesepakatan belaka, sementara kegiatan produksi uranium dan pengembangan fasilitas nuklir Korea Utara terus berlanjut.

“Jadi faslitas ini sudah ada sejak lama, tetapi menjadi lebih penting dalam konteks kebijakan karena pemerintahan Trump telah fokus untuk membuat Korea Utara menyerahkan semua senjata nuklir mereka, tetapi Korea Utara tidak bisa benar-benar menyerahkannya tanpa memberikan juga bahan bakar untuk reaktor,” terang Victor Cha.

“Jadi kesepakatan apa pun, apakah itu di Singapura atau Hanoi, harus menyertakan fasilitas khusus ini,” tutup Victor Cha.

Sebelumnya, pada awal Juli, sejumlah foto satelit dari Planet Labs juga memperlihatkan aktivitas yang berlangsung di fasilitas nuklir rahasia Korea Utara di desa Wollo-ri dekat ibukota Pyongyang.