Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Lebah Hornet

Coyote Peterson Yakin Lebah Hornet Tidak Akan Menyebar di Seluruh AS



Berita Baru, Internasional – Beberapa hari lalu, publik Amerika Serikat (AS) diramaikan dengan kemunculan lebah raksasa pembunuh yang dikhawatirkan berkeliaran di seluruh AS dan menjadi pandemi lanjutan setelah pandemi COVID-19.

Lebah yang dimaksud adalah lebah hornet (tabuhan) yang memiliki warna hitam-keemasan dengan nama latin Vespa Mandarinia. Panjang lebah ini berasal dari benua Asia Timur dan Asia Selatan ini bisa mencapai 7,6 cm.

Namun, pada hari Selasa (5/5) kemarin, seorang Youtuber Satwa Liar Coyote Peterson mengatakan kepada TMZ News bahwa warga AS tidak perlu takut terhadap ancaman lebah Vespa Mandarinia.

Melalui video yang diuggah di Youtube TMZ News, Coyote Peterson menegaskan bahwa lbah itu “tidak mungkin” menyebar di seluruh AS dan kecil kemungkinannya untuk menjadi penyebab kematian massal.

Coyote Peterson yang juga dikenal sebagai pengisi di acara serial TV Animal Planet dan beberapa kali mengalami sengatan binatang dan lebah, juga mengatakan bahwa lebah raksasa pembunuh ini bukan yang lebah paling mematikan.

“Jika kamu mempercayainya, sengatan itu [lebah hornet] hanya sengatan paling mematikan kedua di dunia lebah. Tawon Eksekutor [Polistes carnifex] lah yang paling mematikan. Tapi percayalah, saya tidak pernah berharap bahwa itu akan menjadi musuh terburuk saya,” ujar Peterson menjelaskan dalam video.

Lebah raksasa pembunuh ini mulai terlihat di negara bagian AS pada awal Desember 2019. Laporan ini diberikan oleh Jeff Kornelis yang kemudian segera melaporkannya pada pihak berwenang setempat ketika melihat kawanan lebah raksasa pembunuh ini menginvasi peternakan lebah Ted McFall.

Menanggapi laporan tersebut, Departemen Pertanian Washington mengatakan bahwa lebah-lebah ini dapat memberikan racun dalam dosis besar dalam sengatannya. Sengatan itu bisa beberapa organ tubuh menjadi fatal. Lebah ini terkenal karena menyerbu dan menghabisi sarang lebah madu dalam hitung jam, memotong kepala lebah yang lebih tua dan terbang membawa thoraxnya untuk dimakan.

Namun, Coyote Peterson menaggapi serbuan lebah raksasa ini dengan nada optimis, bahwa kematian akibat sengatan lebah raksasa ini tidak bergantung pada jumlah sengatan, melainkan lebih pada reaksi khusus tubuh seseorang terhadap racun itu, termasuk adanya alergi.

Oleh karena itu, Coyote Peterson lebih mengutamakan akan pendidikan dan upaya mitigasi yang dilakukan oleh para peternak lebah AS, karena pada dasarnya tidak ada sistem pertahanan yang benar-benar ampuh terhadap lebah raksasa pembunuh ini.

“Kami telah mengkonfirmasi, satu lebah raksas [lebah hornet] yang kami tangkap juga mati saat ini. Sulit untuk mengatakan lebah ini akan menyebar di seluruh AS…Jadi kemungkinan lebah ini berkembang biak dan menyebar ke seluruh Amerika Serikat sangat tidak mungkin terjadi pada titik ini,” kritik Peterson

Coyote Peterson juga menyarankan agar para ahli entomologi loka untuk terus melakukan penelitian yang mendalam terkait masalh ini agat bisa mencegah guncangan atau bahkan pemusnahan populasi lebah di seluruh Amerika Serikat.


SumberSputnik News