Cina Lanjutkan Operasi Militer di Laut Cina Selatan ketika Angkatan Laut AS Berperang Melawan COVID-19
Berita Baru, Internasional – Angkatan Laut Cina mulai melanjutkan operasi reguler di tengah menurunnya jumlah kasus COVID-19. Operasi itu berjalan tepat ketika AS masih berjuang untuk menghentikan tren pertumbuhan virus. Bahkan militer Amerika tidak dapat lepas dari bayang-bayang ancaman virus yang mematikan tersebut.
Pada akhir Maret, Tentara Pembebasan Rakyat Cina atau Chinese People’s Liberation Army (PLA) melakukan latihan militer yang menampilkan kapal perang, kapal selam, dan jet tempur di daerah yang disengketakan di Laut Cina Selatan. PLA melakukan latihan ini karena di wilayah itu sering terlihat kehadiran kapal-kapal Angkatan Laut AS, ujar PLA di situs webnya.
Dalam latihan itu, pasukan PLA menembakkan peluru secara langsung, termasuk rudal anti-aircraft, rudal anti-ship, dan rudal anti-kapal selam serta mempraktikkan pengisian ulang di navigasi laut dan armada.
Militer Cina mengatakan latihan itu bertujuan untuk menunjukkan kemampuan PLA dalam mempertahankan perairan negara tersebut dan ingin terus meningkatkan “kemampuan perang”-nya.
Tidak ada Patroli AS
Perairan Laut Cina Selatan merupakan wilayah yang disengketakan oleh beberapa negara khususnya Asia Tenggara. Namun wilyah itu sebagian besar dikendalikan oleh Cina. Dan juga wilayah tersebut sering dikunjungi oleh kapal-kapal Angkatan Laut AS yang diklaim ingin melakukan operasi navigasi bebas.
Selama melakukan kunjungan tersebut, kapal penghancur dan kapal induk AS terkadang mendekati pulau-pulau yang menampung instalasi militer Cina. Di sisi lain, Cina terus-menerus menuntut agar AS menghentikan upaya “provokasi” tersebut.
Saat ini, perairan di Laut Cina Selatan bebas dari kehadiran AS karena Angkatan Laut AS beserta pemerintahan Trump sedang berperang untuk menahan pandemi virus korona yang telah mempengaruhi beberapa kapal militer Amerika.
USS Theodore Roosevelt, salah satu kapal AS terbaru yang mengunjungi Laut Cina Selatan, melaporkan lebih dari 170 kasus infeksi COVID-19. Bahkan Sang Kapten, Brett Crozier, mengirimkan surat kepada komandanya untuk segera meminta bantuan pusat dalam memerangi wabah tersebut. Namun suratnya tersebut malah mengakibatkan dirinya dicopot dari jabatannya karena dianggap “melakukan penilaian yang buruk.”
Kapal AS lain yang terlibat dalam operasi di sekitaran laut Cina Selatan adalah USS Ronald Reagan. Namun, di tengah pandemi virus korona, kapal tersebut telah ditempatkan di dermaga Jepang untuk menjalani perawatan karena dilaporkan bahwa beberapa kru kapal terinfeksi COVID-19, meskipun jumlah pastinya masih belum jelas sampai sekarang.
Sumber | Sputnik News |