China Tuduh AS Sebarkan Disinformasi dan Menekan TikTok
Berita Baru, Beijing – China tuduh Amerika Serikat (AS) sebarkan disinformasi atau disinformasi dan menekan TikTok, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin kepada wartawan, Kamis (16/3).
AS berulangkali mengatakan bahwa TikTok mengancam keamanan nasional, tetapi hingga kini belum memberikan bukti. AS sejauh ini mengatakan bahwa TikTok dikhawatirkan karena penyalahgunaan data dan China akan memanfaatkan data tersebut.
“AS harus berhenti menyebarkan disinformasi tentang keamanan data, berhenti menekan perusahaan terkait, dan menyediakan lingkungan yang terbuka, adil, dan tidak diskriminatif bagi bisnis asing untuk berinvestasi dan beroperasi di AS,” kata Wang, dikutip dari Reuters.
Diketahui bahwa TikTok memiliki lebih dari 100 juta pengguna AS.
“Masalah keamanan data tidak boleh digunakan sebagai alat bagi beberapa negara untuk memperluas konsep keamanan nasional, menyalahgunakan kekuasaan negara, dan menekan perusahaan negara lain secara tidak adil,” imbuhnya.
Laporan itu menyusul keinginan AS yang mengatakan Komite Investasi Asing di AS, bagian dari Departemen Keuangan, mengancam akan melarang aplikasi tersebut kecuali pemiliknya, ByteDance Ltd yang berbasis di Beijing, melakukan divestasi, menurut laporan The Wall Street Journal pada Rabu (15/3).
“Jika melindungi keamanan nasional adalah tujuannya, divestasi tidak menyelesaikan masalah: perubahan kepemilikan tidak akan memaksakan pembatasan baru pada aliran data atau akses,” kata juru bicara TikTok Maureen Shanahan.
TikTok telah menjawab kekhawatiran melalui “perlindungan transparan dan berbasis AS atas data dan sistem pengguna AS dengan pemantauan, pemeriksaan, dan verifikasi pihak ketiga yang kuat”, kata Shanahan.
Laporan WSJ itu mengutip “orang-orang yang mengetahui masalah ini” tanpa nama. Departemen Keuangan dan Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menolak berkomentar.
Langkah tersebut adalah yang paling dramatis dalam serangkaian langkah baru-baru ini oleh pejabat dan legislator AS yang telah menimbulkan kekhawatiran bahwa data pengguna TikTok di Amerika dapat diteruskan ke pemerintah China.
TikTok tetap sangat populer dan digunakan oleh dua pertiga remaja di AS. Tetapi ada kekhawatiran yang meningkat bahwa China dapat memperoleh kendali atas data pengguna AS yang diperoleh aplikasi tersebut dan mendorong narasi dan propaganda pro-Beijing di aplikasi tersebut.