China Tidak Ingin Terkena Dampak Sanksi Rusia
Berita Baru, Beijing – Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares bahwa China tidak ingin terkena dampak sanksi Rusia.
“China bukan pihak dalam krisis, apalagi ingin terkena sanksi,” kata Wang Yi saat melakukan panggilan telepon Jose Manuel Albares, dalam sebuah rilis media pemerintah Spanyol pada Selasa (15/3).
Wang Yi menambahkan bahwa China pada prinsipnya menolak sanksi dan “memiliki hak untuk melindungi hak dan kepentingannya yang sah” serta menyebut perang Ukraina merupakan “produk dari akumulasi dan intensifikasi kontradiksi keamanan Eropa selama bertahun-tahun”, katanya dalam pernyataan.
“Saya telah berbicara dengan rekan saya dari China, Wang Yi tentang konsekuensi perang di Ukraina dan cara untuk mengakhirinya,” kata Albares di Twitter pada Senin (14/3).
Diskusi tersebut terjadi saat China mulai mendapat tekanan agar tidak mengirimkan bantuan ke Rusia setelah muncul kabar Rusia meminta bantuan ke China.
Namun, dalam diskusi Wang Yi dan Albares tidak menyebutkan kabar tersebut, yang berasal para pejabat AS.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri China sebelumnya telah menolak kabar tersebut sebagai disinformasi yang “berbahaya” yang dibuat AS.
Secara terpisah, Kemenlu Spanyol memberikan sedikit perincian tentang apa yang didiskusikan oleh Direktur Komisi Urusan Luar Negeri Pusat China, Yang Jiechi dengan Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS, Jake Sullivan selama pertemuan maraton pada hari Senin di ibukota Italia, Roma.
Keduanya melakukan pembicaraan “terus terang, mendalam dan konstruktif”, termasuk mengenai hubungan yang tegang antara China dan AS atas terkait konflik Taiwan.
Dalam laporan Kemenlu Spanyol, Yang mengatakan bahwa pemerintah AS tidak berpegang teguh pada komitmennya untuk menahan diri dari mendukung kemerdekaan Taiwan.
Dia juga menuntut AS mengakui betapa sensitifnya masalah Taiwan dan tidak melangkah lebih jauh ke “jalan yang sangat berbahaya”.
China menganggap Taiwan, yang mempunyai berpemerintahan sendiri, sebagai bagian dari China.
Chna juga mengancam akan mengambilnya kembali dengan paksa jika secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan.
Sementara, AS terus menerus membantu kemampuan pertahanan Taiwan dan memasoknya dengan senjata.
Gedung Putih, sementara itu, mengatakan Sullivan menjelaskan selama pertemuan tujuh jam yang “intens” bahwa pemerintahan Biden memiliki keprihatinan mendalam tentang keselarasan China dengan Rusia saat ini.
Sebelum pembicaraan di Roma, Sullivan telah memperingatkan China untuk menghindari membantu Rusia menghindari hukuman dari sanksi yang telah memukul ekonomi Rusia. “Kami tidak akan membiarkan itu berlanjut,” katanya.
Rusia telah membantah bahwa mereka membutuhkan bantuan China.
“Tidak, Rusia memiliki potensinya sendiri untuk melanjutkan operasi, yang, seperti yang telah kami katakan, sedang berlangsung sesuai dengan rencana dan akan selesai tepat waktu dan penuh,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin.