China Sambut Kedatangan Wisatawan Asing di Kawasan Bergaya Italia
Berita Baru, China – Brenda Olvera, seorang wisatawan asal Meksiko, mengikuti rekreasi di atas perahu di sepanjang Sungai Haihe dan terpikat oleh kemegahan gedung-gedung pencakar langit nan menjulang dan pemandangan indah yang membentang di sepanjang tepi sungai.
“Tianjin sangat indah. Ini seperti mimpi, dan berbeda dari kota-kota lain yang pernah saya lihat,” kata Olvera. Perjalanan kali ini menandai kunjungan pertamanya ke Tianjin, kota pelabuhan di China utara, setelah lebih dari setahun tinggal di Beijing, ibu kota China. Dikutip dari Xinhua pada Minggu (4/8/2024).
Saat turun dari perahu di dermaga terdekat, Olvera menemukan sebuah kawasan dengan bangunan-bangunan bergaya Italia yang ramai. Tertarik oleh alunan musik yang meriah, Olvera melihat kawasan tersebut memanjakan matanya dengan bangunan-bangunan bergaya arsitektur Gotik, Romawi, dan Barok, yang menghadirkan pesona visual berbeda. “Rasanya seolah-olah saya langsung dibawa ke Italia.”
Dibangun pada 1902, Kawasan Bergaya Italia di Tianjin ini merupakan satu-satunya kompleks arsitektur bergaya Italia yang terpelihara dengan baik di Asia. Di kawasan ini terdapat restoran-restoran tradisional, pusat perbelanjaan, toko-toko butik, dan hotel-hotel bermerek internasional, yang memadukan pesona tradisi dengan gaya internasional.
Dengan penyempurnaan kebijakan transit bebas visa 72/144 jam yang diterapkan China, semakin banyak wisatawan asing yang ingin memulai petualangan “China Travel” mereka.
Ma Yiliang, pakar statistik utama di Akademi Pariwisata China, mengatakan bahwa negara itu menunjukkan sambutan hangat dan ketulusannya kepada dunia dalam mengundang kawan-kawan dari luar negeri untuk berkunjung, yang juga telah menginspirasi banyak pelancong internasional untuk bepergian ke China.
Dengan gaya arsitekturnya yang unik, penuh sejarah, dan pengalaman konsumen yang beragam, Kawasan Bergaya Italia itu baru-baru ini mencatatkan lonjakan jumlah wisatawan asing. Pegoraro Renato, seorang warga Italia yang mengelola restoran bergaya Italia di kawasan tersebut, sangat menyadari tren ini.
Restorannya kental dengan suasana Italia, dengan menu yang menawarkan berbagai hidangan, seperti potongan daging dingin khas Italia, salad Caprese, sup boga bahari Italia, serta minuman dan kudapan yang menyegarkan.
Pegoraro Gabriele, putra Renato, yang bertanggung jawab menangani inovasi makanan dan pemasaran restoran, telah menyesuaikan menu dan memasukkan sajian musim panas guna memenuhi selera internasional yang lebih beragam.
“Kami memasak cita rasa Italia yang autentik, dan pada saat yang sama, kami mempelajari hidangan baru dan menyesuaikan rasanya sesuai dengan kebiasaan makan pelanggan yang berbeda-beda,” tutur Gabriele. “Restoran ini dipersiapkan dengan baik untuk menyambut wisatawan dari seluruh dunia.”
Menurut Gabriele, kemudahan pembayaran seluler di China tidak hanya meringankan masalah pembukuannya, tetapi juga meningkatkan pengalaman bersantap bagi para pelanggan. “Pada awalnya, pembayaran utamanya adalah tunai, dan kemudian pelanggan China terbiasa dengan Alipay atau WeChat,” kenang Gabriele.
“Kini, semakin banyak pelanggan asing yang juga dapat menggunakan kartu bank luar negeri, seperti Visa dan MasterCard, untuk terhubung ke aplikasi pembayaran seluler China dan menikmati kemudahan yang sama seperti pelanggan China,” ujar Gabriele.
Pada paruh pertama tahun ini, Kawasan Bergaya Italia tersebut mencatat hampir 8,76 juta kunjungan, meningkat 22,7 persen secara tahunan (year on year/yoy). Jumlah wisatawan asing juga meningkat tajam.
Pada Juli, Administrasi Imigrasi Nasional China mengumumkan bahwa kebijakan transit bebas visa selama 144 jam di negara tersebut telah diperluas ke tiga pelabuhan masuk lainnya, sehingga total pelabuhan yang termasuk ke dalam kebijakan tersebut menjadi 37 pelabuhan.
“Kebijakan transit bebas visa di China telah mendatangkan makin banyak tamu ke restoran kami. Kami berharap dapat mengikuti perkembangan pesat China, mengelola restoran dengan baik, dan menikmati kehidupan yang menyenangkan di Tianjin,” kata Renato.