China Perkuat Transformasi Hijau Global dengan Kebijakan Energi Terbarukan
Berita Baru, Beijing – China telah memberikan kontribusi luar biasa bagi transformasi hijau global selama satu dekade terakhir, demikian menurut sebuah buku putih berjudul “Transisi Energi China” (China’s Energy Transition) itu dirilis oleh Kantor Informasi Dewan Negara China untuk mendokumentasikan berbagai kebijakan sukses dan pencapaian bersejarah negara tersebut dalam transisi energi selama 10 tahun terakhir, dikutip dari laman Xinhua News pada Jum’at (30/8/2024).
Selain kata pengantar dan kesimpulan, buku putih itu terdiri dari enam bagian, yakni “Jalur Transisi Energi China di Era Baru” (China’s Path of Energy Transition in the New Era), “Mendorong Konsumsi Energi Hijau” (Promoting Green Energy Consumption), “Bergerak Lebih Cepat untuk Membangun Sistem Pasokan Energi Baru” (Moving Faster to Build a New Energy Supply System), “Mengembangkan Kekuatan Produktif Berkualitas Baru di Sektor Energi” (Developing New Quality Productive Forces in the Energy Sector), “Memodernisasi Tata Kelola Energi” (Modernizing Energy Governance), dan “Berkontribusi pada Komunitas Global dengan Masa Depan Bersama” (Contributing to a Global Community of Shared Future).
“Berdasarkan pembangunan berkualitas tinggi, transisi energi China bertujuan membangun sistem energi yang bersih, rendah karbon, aman, dan efisien. Inisiatif ini akan memberikan jaminan yang kuat bagi pembangunan ekonomi dan sosial negara tersebut dan memenuhi keinginan masyarakat yang semakin besar atas kehidupan yang lebih baik,” papar buku putih itu.
Selama 10 tahun terakhir, China terus mendorong reformasi metode produksi dan konsumsi energinya, meningkatkan kapasitas pasokan energinya berdasarkan pedoman strategi ketahanan energi barunya, serta mencapai terobosan bersejarah dalam pengembangan energi hijau dan rendah karbon, menurut buku putih.
Hingga akhir bulan lalu, kapasitas terpasang energi terbarukan China telah mencapai 1,68 miliar kilowatt, menyumbang lebih dari 54 persen total kapasitas terpasang negara tersebut, ujar Song Wen, pejabat di Administrasi Energi Nasional (National Energy Administration/NEA) China, dalam sebuah konferensi pers pada Kamis.
Selama satu dekade terakhir, pembangkitan listrik tahunan dari bahan bakar nonfosil mengalami peningkatan sebesar 2,2 triliun kilowatt-jam (kWh), yang setara dengan pengurangan emisi karbon dioksida sekitar 2 miliar ton, imbuh Song.
China telah mengumumkan akan mencapai puncak emisi karbon dioksida pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060. Namun demikian, masih diperlukan “upaya keras untuk mencapai target karbon ganda itu” seiring permintaan energi masyarakat yang terus meningkat, sementara ketidakpastian dan faktor yang tidak dapat diprediksi juga meningkat, ungkap Song.
Sejak 2013, kontribusi China dalam peningkatan tahunan kapasitas energi terbarukan global mencapai lebih dari 40 persen. Pada 2023, kapasitas terpasang baru untuk energi terbarukan di China mencapai lebih dari separuh total kapasitas dunia, papar buku putih tersebut.
Zhang Jianhua, kepala administrasi itu, mengaitkan perkembangan pesat industri energi terbarukan di negaranya dengan kemajuan teknologi yang berkelanjutan, rantai pasokan industri yang lengkap, dan lingkungan pasar yang menguntungkan.
Ketika ditanya tentang apakah China akan menetapkan target pengurangan karbon yang lebih ambisius, Li Chuangjun, seorang pejabat di administrasi tersebut, mengatakan China tetap berkomitmen pada target untuk mencapai puncak emisi karbon dan netralitas karbonnya. China juga akan menentukan jalur, pendekatan, dan lajunya sendiri untuk mencapai target-target tersebut, yang tidak boleh dipengaruhi pihak lain.
“China akan berpegang pada prinsip tanggung jawab yang sama namun berbeda dan kemampuan masing-masing, serta menetapkan tujuan dan langkah-langkah baru yang dirancang dengan baik berdasarkan realitas nasional negara,” tutur Li.
Selain mempercepat pengembangan energi barunya, China telah berbagi produk energi bersih yang berkualitas tinggi dan terjangkau dengan negara-negara lain, sehingga memberikan dorongan ramah lingkungan bagi transformasi energi global. Misalnya, ekspor tenaga angin dan produk fotovoltaik China telah membantu negara-negara lain mengurangi emisi karbon dioksida sekitar 810 juta ton pada 2023, ungkap buku putih tersebut.
Sebagai pendukung kuat transisi energi global, China akan bekerja sama dengan anggota komunitas internasional lainnya untuk bersama-sama merencanakan kerja sama energi, mengatasi perubahan iklim global, mendorong keharmonisan antara manusia dan alam, serta menciptakan dunia yang bersih dan indah untuk semua, sebut buku putih itu.