China Murka Saat Taiwan Gembira Atas UU Baru Otoritasi Pertahanan AS
Berita Baru, Beijing – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China murka di saat Taiwan gembira atas Undang-undang Otorisasi Pertahanan Amerika Serikat (NDAA) yang baru disahkan Presiden AS Joe Biden pada Sabtu (24/12).
Dalam NDAA baru itu, disebutkan bahwa AS akan menggelontorkan pengeluaran militer hingga $10 miliar dalam bantuan keamanan dan pengadaan senjata jalur cepat untuk Taiwan.
Namun, ketentuan itu hanya berlaku jika “menyebabkan kerusakan serius pada perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan”.
“Terlepas dari tentangan China, AS meloloskan dan menandatangani undang-undang Otorisasi Pertahanan Nasional untuk Tahun Fiskal 2023, yang berisi konten negatif tentang China. China menyesalkan dan dengan tegas menentang langkah AS ini, dan telah membuat démarch serius ke AS,” kata Kemenlu China dalam sebuah pernyataan, Sabtu (24/12).
“Ini adalah provokasi politik yang serius terhadap China,” tambahnya.
China kukuh mengatakan bahwa kepulauan Taiwan itu adalah bagian dari wilayahnya yang terbukti secara historis. Namun, Taiwan menolak klaim tersebut dan mengatakan pihaknya berdaulat dan mempunyai pemerintahan sendiri yang demokratis.
AS mendukung klaim Taiwan, dengan menjadikan pihaknya sebagai pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting Taiwan, meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal.
Penjualan senjata AS ke Taiwan selalu mengganggu hubungan China dengan AS.
“Kami mendesak AS untuk dengan sungguh-sungguh menindaklanjuti pemahaman bersama yang penting yang dicapai antara kedua presiden di Bali, meninggalkan Perang Dingin dan mentalitas zero-sum dan bias ideologis, mengadopsi pandangan objektif dan rasional tentang pembangunan China dan hubungan China-AS, dan tidak menerapkan bagian negatif terkait China dalam Undang-Undang tersebut,” tambah pernyataan Kemenlu China.
Pada gilirannya, Kementerian Pertahanan Taiwan mengucapkan terima kasih atas NDAA baru tersebut, mengatakan itu menunjukkan signifikansi penting dan penguatan hubungan erat antara, terutama dalam ikatan dan memperkuat keamanan Taiwan.
Menurut laporan Reuters, Taiwan akan membahas rincian tindakan tersebut dengan AS dan “secara bertahap mendorong perumusan anggaran dan pencairan aktual dari berbagai ketentuan ramah Taiwan.”