Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kantor Urusan Taiwan China mengatakan latihan militer di dekat Taiwan merupakan langkah adil untuk melindungi perdamaian dan stabilitas. Ilustrasi: Reuters.
Kantor Urusan Taiwan China mengatakan latihan militer di dekat Taiwan merupakan langkah adil untuk melindungi perdamaian dan stabilitas. Ilustrasi: Reuters.

China Mengatakan Latihan Militer di Dekat Taiwan Merupakan Langkah Adil



Berita Baru, Beijing – Kantor Urusan Taiwan China mengatakan latihan militer di dekat Taiwan merupakan langkah adil untuk melindungi perdamaian dan stabilitas, Rabu (13/10).

Latihan militer China di dekat Taiwan itu ditargetkan pada pasukan yang mempromosikan kemerdekaan formal Taiwan.

Dikatakan juga bahwa latihan itu ditujukan untuk campur tangan kekuatan eksternal.

Menurut Reuters, dengan mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Taiwan pekan lalu, ketegangan militer China-Taiwan akhir-akhir ini merupakan yang terburuk dalam lebih dari 40 tahun.

Menteri Pertahanan Taiwan juga mengatakan China akan mampu melakukan invasi ‘skala penuh’ pada tahun 2025.

Pernyataan Menteri Pertahanan Taiwan itu muncul setelah China melancarkan empat hari berturut-turut serangan angkatan udara massal ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan yang dimulai 1 Oktober.

Serangan itu dinilai Taiwan merupakan bagian dari pola peningkatan pelecehan dan provokasi militer China.

Berbicara pada konferensi pers reguler di Beijing, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, Ma Xiaoguang mengatakan penyebab ketegangan saat ini adalah ‘kolusi’ Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan dengan kekuatan asing dan ‘provokasi’ untuk mencari kemerdekaan Taiwan.

Latihan China di dekat perbatasan China ditujukan untuk kegiatan separatis dan kolusi Taiwan dengan kekuatan asing, yang kemungkinan besar merujuk pada dukungan Amerika Serikat untuk Taiwan.

Latihan itu, dengan demikian, merupakan suatu upaya melindungi kedaulatan negara dan integritas teritorial serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, tambahnya.

“Itu benar-benar hanya tindakan,” kata Ma Xiaoguang.

“Jika otoritas DPP dengan keras kepala terus melakukan hal-hal dengan cara yang salah, dan tidak tahu bagaimana mundur dari tepi, itu hanya akan mendorong Taiwan ke dalam situasi yang lebih berbahaya,” imbuhnya.

Terlepas dari komentar Ma, baik Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membuat pidato yang relatif berdamai pada akhir pekan, bahkan ketika Xi berjanji untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya dan Tsai mengatakan mereka tidak akan dipaksa untuk tunduk pada China.

Xi Jinping tidak menyebutkan menggunakan kekuatan atas Taiwan, sementara Tsai menegaskan kembali keinginan untuk perdamaian dan dialog dengan China.