Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Rusia dan China
Tagname China di antara bendera Amerika Serikat dan Rusia. Foto: AP/Thomas Peter.

China dan Rusia akan Terus Dukung Iran meski Ada Ancaman dari AS



Berita Baru, Internasional – Pada hari Kamis (20/9), Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan bahwa Rusia tidak akan berhenti bekerja sama dengan Iran untuk menentang ancaman sanksi AS, sementara China mengatakan AS tidak lagi punyak hak melakukan snapback setelah pihaknya menarik diri secara sepihak pada tahun 2018.

“Kami secara eksklusif dipandu oleh kepentingan kami sendiri, kewajiban kami dan hukum internasional,” kata Ryabkov seperti dikutip oleh kantor berita RIA Novosti, via Xinhua News.

Sebelumnya, pada hari Rabu (19/8), Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan berusaha mengembalikan semua sanksi ekonomi terhadap Iran setelah pekan lalu AS gagal mendapatkan dukungan di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).

Untuk kepentingan itu, Presiden Trump akan mengutus Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke DK PBB.

Sementara itu, pada Rabu, Mike Pompeo juga mengancam akan menghukum negara-negara yang menentang upayanya untuk menjatuhkan kembali sanksi terhadap Iran.

Namun, Rusia tidak gentar dengan ancaman dari Pompeo malahan Ryabkov mengatakan bahwa Rusia mengutuk niat AS untuk mengembalikan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Iran.

“Sangat disesalkan bahwa sebagai akibat dari tindakan tidak bertanggung jawab Washington, Dewan Keamanan PBB jatuh ke dalam krisis yang sangat serius, yang mengalihkan perhatian Dewan Keamanan untuk menangani berbagai masalah dalam mandatnya dan menciptakan ketegangan politik dan psikologis tertentu,” kata Ryabkov.

“Terlepas dari langkah terbaru Washington terhadap Iran, Rusia akan terus bekerja sama dengan Amerika Serikat karena tanpa dialog situasinya bisa menjadi lebih buruk,” imbuh Ryabkov.

Pada gilirannya, China juga menegaskan bahwa AS tidak memiliki hak sama sekali untuk melakukan mekanisme snapback karena AS telah menarik diri secara sepihak dari kesepakatan nuklir 2015 (JCPO) pada tahun 2018.

“Kami telah berulang kali mengatakan bahwa AS telah menarik diri dari JCPOA dan oleh karena itu tidak memiliki hak untuk meminta pemulihan rezim sanksi PBB terhadap Iran,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam sebuah penjelasan, dilansir dari Sputnik.

China juga menyambut baik usulan pertemuan para pemimpin negara yang diusulkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghindari konflik atas upaya AS untuk mendorong kembalinya semua sanksi PBB terhadap Iran.

Larangan senjata PBB atas Iran akan berakhir Oktober ini di bawah kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia lainnya.

Rusia dan China menentang perpanjangan larangan senjata sementara AS dan Republik Dominika mendukung untuk memperpanjangnya. Sebelas anggota Dewan Keamanan PBB abstain dalam pemungutan suara, termasuk Prancis, Jerman, dan Inggris.