Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Cerita Kesaksian Gus Yahya Terhadap Kewalian Gus Dur
Gus Yahya dalam Haul Ke-13 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Sabtu (17/12/2022) malam. 

Cerita Kesaksian Gus Yahya Terhadap Kewalian Gus Dur



Berita Baru, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebutkan bahwa KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan seorang kekasih Allah (waliyullah).

Gus Yahya menceritakan keyakinan akan kewalian Gus Dur adalah ketika ia di rumah Ciganjur, Jakarta. Dimana pada saat itu Gus Dur saat keluar dari istana kepresidenan langsung menuju Amerika Serikat. Kepergian ke Amerika Serikat adalah untuk berobat di salah satu rumah sakit di Boston selama beberapa waktu.

“Kemudian (Gus Dur) kembali ke Indonesia pagi-pagi sekali. Saya menyambut di sini (rumah Ciganjur). Waktu itu masih sangat pagi sekitar jam 6, sehingga belum ada orang lain yang datang,” kata Gus Yahya dalam Haul Ke-13 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Sabtu (17/12/2022) malam. 

Saat itu, Gus Yahya hanya berdua dengan Gus Dur di ruang tamu rumah Ciganjur. Setelah berbincang-bincang sebentar, Gus Dur mengajak juru bicara kepresidenannya itu untuk masuk ke kamar. Gus Dur meminta tolong untuk digantikan pakaiannya oleh Gus Yahya. 

“Saya mengikuti dan membantu Gus Dur berganti pakaian. Di tengah-tengah berganti pakaian itu, saya nyeletuk: Pak Dur, mungkin saja sesudah ini Panjenengan (Anda) menjadi wali 10,” kata Gus Yahya.

Mendengar pernyataan itu, Gus Dur malah bertanya, “Kok bisa?”

Kemudian dijawab Gus Yahya dengan pandangan bahwa kelak orang-orang akan berziarah Walisongo lalu mampir untuk sowan ke Gus Dur. Inilah yang menjadikan Gus Dur menjadi wali ke-10.

“(Mendengar itu) Gus Dur tertawa, dan menjawab: iya mungkin,” kisah Gus Yahya.

Gus Yahya menekankan bahwa peristiwa itu terjadi pada 2000 atau 22 tahun yang lalu, sebelum ada orang yang berpikir Gus Dur adalah wali ke-10.

“Sekarang jadi kenyataan. Sekarang Gus Dur sungguh-sungguh masuk dalam rangkaian resmi biro-biro travel ziarah Walisongo untuk mampir ke Tebuireng dan ziarah kepada wali ke-10 yaitu Sunan Abdurrahman Wahid,” kata Gus Yahya.

Gus Yahya menjelaskan bahwa tradisi di NU apabila ada tokoh besar dengan warisan yang besar dan kompleks maka akan secara gampang dipercaya sebagai waliyullah.

“Jadi banyak kiai NU yang diyakini sebagai waliyullah karena warisan-warisan besar yang dapat dianggap berskala peradaban,” katanya.

Ia menyebutkan di antaranya Syekh Kholil Bangkalan, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Abdul Hamid Pasuruan, dan KH Ali Maksum Krapyak.

“Saya ingat waktu remaja rasanya sulit mencari kiai yang bukan wali, tengok kanan dan kiri, rasanya kiai itu wali semua. Sekarang setalah bergerak di zaman ini, saya tengok-tengok kanan kiri susah mencari kiai yang wali,” seloroh Gus Yahya.