CEO Skyworks: Banyak Orang Kerja Daring, Permintaan 5G Akan Semakin Meningkat
Berita Baru, Internasional – Pada hari Senin (27/7), CEO Skyworks Solutions, Liam Griffin dalam wawancara dengan CNBC menekankan pentingnya teknologi 5G karena akan adanya peningkatan perimintaan untuk teknologi 5G dalam waktu dekat.
Griffin menggaris bawahi bahwa pandemi virus korona tidak menjadikan permintaan jaringan 5G menurun, malahan semakin meningkatkan.
Ia mencatat bahwa penggunaan internet, termasuk jaringan nirkabel, melonjak secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir karena banyak orang terpaksa tetap di rumah dan bekerja di rumah secara daring karena pandemi virus korona.
Banyak pertemuan-pertemuan dilakukan secara daring, mulai dari webinar, kegiatan mengajar, dan sebagainya. Hal itu membuat orang membutuhkan jaringan yang berkualitas karena banyak orang terpaksa harus menurunkan kualitas video mereka agar lebih mudah diakses.
“Tema-tema ini sedang dimainkan … Konektivitas nirkabel yang aman dan tanpa batas sangat, sangat penting hari ini untuk semua orang, saat kami bekerja, saat kami bermain, karena kami mendidik,” ujar Griffin dalam acara wawancara CNBC “Mad Money”.
Untuk mengilustrasikan bagaimana skema beban permintaan yang tinggi untuk data daring, Griffin menjelaskan bahwa orang-orang atau konsumen menonton atau memutar sekitar 84.000 video di internet setiap detik setiap hari.
Sekitar 5 juta panggilan Skype juga dilakukan setiap detik dan meningkatnya permintaan akan telemedicine (komunikasi medis antara pasien dan dokter secara daring) sulit dilacak saat ini, namun sangat potensial.
Karena itu, sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka AS, Skyworks kini sedang mengembangkan semikonduktor dan jaringan 5G untuk sistem komunikasi seluler.
“Jika Anda berpikir tentang ke mana dunia itu pergi, di mana dunia kita berubah, itu akan menjadi peluang luar biasa bagi Skyworks di begitu banyak pasar yang berbeda,” kata Griffin.
Perusahaan-perusahaan teknologi dan telekomunikasi AS sedang berusaha mengembangkan jaringan 5G lebih dari setahun, terutama sejak pesaing terbesarnya di bidang 5G, yaitu Huawei, ‘diusir’ dari tanahnya dengan dalih adanya ‘backdoors’ yang dipasang dalam teknologinya hingga memungkinkan Beijing untuk memata-matai pengguna.