Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Cak Imin : Saya Minta Mendikbud Belajar Sejarah

Cak Imin : Saya Minta Mendikbud Belajar Sejarah



Berita Baru, Jakarta – Menyikapi keluarnya dua ormas NU dan Muhammadiyah dari program ‘Pendidikan Merdeka’ Mendikbud Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskadar meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim belajar sejarah.

Hal tersebut disampaikan Cak Imin sapaan akrab Muhaimin Iskandar melalui cuitan akun twitter pribadinya @cakimiNOW, Kamis (23/7).

“Saya juga minta Mendikbud untuk belajar sejarah pengabdian NU dan Muhammadiyah kepada pendidikan,” ujar Cak Imin.

“Saya protes !” tegasnya.

Sebelumnya, Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyatakan mundur dari Program Organisasi Penggerak (POP) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud).

Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Kasiyarno mengatakan ada sejumlah pertimbangan mengapa Muhammadiyah dari POP.

“Setelah kami ikuti proses seleksi dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud RI dan mempertimbangkan beberapa hal, maka dengan ini kami menyatakan mundur dari keikutsertaan program tersebut,” tegas Kasiyarno, Selasa (21/7).

Kendati Demikian, Muhammadiyah tetap berkomitmen membantu pemerintah dalam meningkatkan pendidikan dengan berbagai pelatihan, kompetensi kepala sekolah dan guru melalui program-program yang dilaksanakan Muhammadiyah.

Sementara itu, Ketua LP Maarif NU Arifin Junaidi mengatakan alasan mundurnya NU, karena saat ini LP Maarif NU sedang fokus menangani pelatihan kepala sekolah dan kepala madrasah di 15 persen dari total sekolah/madrasah atau sekitar 21.000 sekolah/madrasah.

Mereka yang ikut pelatihan, lanjutnya, harus melatih guru-guru di satuan pendidikannya dan kepala sekolah serta kepala madrasah lain di lingkungan sekitarnya. Sementara POP harus selesai akhir tahun ini.

“Meski kami tidak ikut POP kami tetap melaksanakan program penggerak secara mandiri,” terangnya.