Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Bursa Saham Cina Naik di Tengah Kasus Virus Corona

Bursa Saham Cina Naik di Tengah Kasus Virus Corona



Berita Baru, Internasional – Pada hari Rabu (12/2), bursa saham Cina mengalami kenaikan bersamaan dengan penurunan terus-menerus kasus infeksi virus corona yang sudah berlangsung selama delapan hari di luar provinsi Hubei. Menurut analis, kenaikan tersebut mengisyaratkan berkurangnya kekhawatiran investor terhadap dampak negatif wabah virus corona pada pertumbuhan ekonomi.

Pada hari yang sama, benchmark dari SSE Composite Index (Indeks Komposit SSE) naik 0,87 persen, ditutup pada level 2.926,9. Indeks telah pulih lebih dari 6 persen setelah penurunan tajam hampir 8 persen pada hari perdagangan pertama setelah liburan Tahun Baru Imlek yang panjang. Pada hari itu juga, indeks ChiNext, yang melacak harga saham perusahaan baru di Shen­Zhen Stock Exchange, juga menguat tajam sebesar 2,8 persen. Kenaikan itu tidak hanya memulihkan kerugian sebelumnya, tetapi juga mencapai level tertinggi selama tiga tahun.


Para analis mengatakan bahwa sentimen pasar telah terangkat oleh langkah-langkah cepat dan efektif dari pemerintah dalam menangani penyebaran virus corona. Pemerintah juga melakukan serangkaian kebijakan moneter dan fiskal untuk meminimalkan risiko ekonomi yang disebabkan oleh epidemi virus corona.

Toleransi risiko investor juga tampaknya tumbuh karena banyak dari para investor mengantisipasi pelonggaran kebijakan (policy easing) lebih lanjut serta terdapat lebih banyak likuiditas di pasar.

People’s Bank of China atau Bank Rakyat Tiongkok, telah menyuntikkan likuiditas setidaknya sebesar 1,7 triliun Yuan (244 miliar dolar) dalam operasi pasar terbuka. Selain itu, mereka juga menawarkan 300 miliar Yuan kepada perusahaan atau bisnis yang ikut serta terlibat dalam memerangi penularan wabah virus corona.

Kementerian Keuangan Cina juga meluncurkan kebijakan keringanan pajak dan menawarkan subsidi bunga pinjaman untuk meringankan beban keuangan pada perusahaan dan individu yang terkena dampak epidemi.

Li Xunlei selaku kepala ekonom di Zhongtai Securities mengatakan bahwa investor tampaknya bersedia mengambil lebih banyak risiko karena mereka didorong oleh pelonggaran moneter yang dimaksudkan untuk menahan guncangan epidemi di pasar keuangan dan ekonomi.

“Para investor berharap bahwa kebijakan moneter pemerintah kemungkinan akan memasuki siklus penurunan suku bunga untuk mengimbangi dampak epidemi. Ini akan membantu pasar modal mempertahankan likuiditas yang cukup dan memicu momentum kenaikan,” ujar Li Xunlei.

Liu Qiao, dekan Peking University’s Guanghua School of Management, mengatakan bahwa pasar saham A-share tampaknya telah disesuaikan dengan sebagian besar dampak negatif wabah; kenaikan saham menunjukkan bahwa munkin investor berpikir wabah virus corona telah mencapai puncaknya; dan dampak dari wabah itu akan berumur pendek dan terbatas.

Pada hari Rabu (12/2), pasar saham di Cina melihat adanya modal asing yang masuk senilai 4 miliar Yuan. Itu adalah sebuah sinyal yang menunjukkan bahwa sentimen investor luar negeri telah pulih secara bertahap.

Manajer aset global Schroders mengatakan dalam sebuah catatan penelitian bahwa mereka mengharapkan pemerintah Cina agar tetap mempertahankan kebijakan moneter yang longgar dan akomodatif. Walaupun volatilitas jangka pendek meningkat, firma perusahaan mengatakan tetap percaya diri dalam kinerja pasar Cina jangka menengah sampai jangka panjang.

Walaupun sebagian besar analis berpikir momen ketakutan ekstrem di pasar saham A-Share telah berlalu, namun bursa saham Cina kemungkinan akan tetap terus memperhatikan fluktuasi karena investor masih mencerna dampak wabah virus corona pada pendapatan dan laba perusahaan.

Wang Tao selaku kepala ekonom Cina di Bank Swiss UBS mengatakan bahwa credit defaults kemungkinan akan meningkat karena arus kas perusahaan akan terpukul. Wang Tao juga mengatakan bahwa industri yang terkait dengan konsumsi termasuk ritel, katering dan pariwisata akan menanggung beban epidemi, sementara sektor-sektor seperti kesehatan, e-commerce, video dan game online akan mendapat manfaat, tambahnya.

Artikel ini awalnya muncul di situs web China Daily.


PenerjemahIpung
SumberSputnik News