Buntut Maraknya Insiden Penembakan, Illinois Larang Penjualan Senjata Semiotomatis
Berita Baru, Washington – Illinois larang penjualan senjata semiotomatis sebagai buntut maraknya insiden penembakan, termasuk pada parade Hari Kemerdekaan di Highland Park tahun lalu dan penembakan massal lainnya.
Larangan itu tertuang dalam undang-undang (UU) baru Illionis yang ditandatangani Gubernur Illinois J.B. Pritzker pada Selasa (10/1) malam.
Dalam UU tersebut, dilarang melakukan penjualan berbagai jenis senjata yang secara otomatis memuat peluru berikutnya setelah tembakan, termasuk senapan semi otomatis dan pistol dengan magasin yang dapat dilepas.
Dalam UU itu juga mencantumkan lusinan merek senjata populer yang dibuat oleh pembuat senjata AS.
Senapan yang menampung lebih dari 10 peluru dan pistol yang menampung lebih dari 15 peluru juga dilarang, begitu juga senjata api cepat dan senjata kaliber .50.
Orang yang sudah memiliki senjata semacam itu dapat menyimpannya tetapi harus mendaftarkannya ke polisi negara bagian.
Delapan negara bagian lain dan District of Columbia telah memberlakukan larangan serupa.
Kelompok hak pemilik senjata mengatakan larangan itu melanggar Amandemen Kedua Konstitusi AS “hak untuk menyimpan dan membawa senjata” dan bahwa banyak orang Amerika yang taat hukum memiliki senjata semacam itu untuk membela diri, berburu, dan untuk olahraga.
“Tidak ada warga Illinois, tidak peduli kode pos mereka, harus menjalani hidup karena takut orang yang mereka cintai bisa menjadi korban berikutnya dalam daftar korban penembakan massal yang terus bertambah,” kata Pritzker, seorang Demokrat, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
Dalam penandatanganan RUU tersebut, dia menyerukan serangan pada parade 4 Juli di Highland Park tahun lalu, di mana seorang pria dengan senapan semi otomatis menewaskan tujuh orang dan melukai puluhan lainnya selama beberapa menit.
Richard Pearson, direktur eksekutif Asosiasi Senapan Negara Bagian Illinois, mengatakan undang-undang tersebut memengaruhi hampir 2,5 juta pemilik senjata di negara bagian itu dan kelompoknya akan menuntut untuk mencabut larangan tersebut. “Tantangan diterima,” kata pernyataannya.
Brady, sebuah kelompok nasional yang mengadvokasi kekerasan senjata, mengatakan larangan itu akan menyelamatkan nyawa.