Buntut Insiden Penembakan Sinagog, Militer Israel Perkuat Tepi Barat
Berita Baru, Tepi Barat – Pada hari Sabtu (28/1), Militer Israel perkuat Tepi Barat sehari setelah insiden penembakan di depan Sinagog (tempat ibadah Yahudi) pada Jumat (27/1).
Insiden penembakan sinagog pada Jumat (27/1) itu menewaskan 7 orang di pinggiran Yerusalem.
Serangan hari Jumat di luar sinagog adalah yang paling mematikan di wilayah kota itu sejak 2008.
Penembak itu diidentifikasi bernama Khairi Alqam, warga Palestina berusia 21 tahun di Yerusalem Timur.
Dia menyerang di daerah yang dianeksasi Israel ke Yerusalem setelah perang 1967.
Polisi mengatakan dia mencoba melarikan diri dengan mobil tetapi dikejar oleh petugas dan ditembak mati.
Empat puluh dua tersangka, termasuk anggota keluarga penembak, telah ditangkap.
Pada hari Sabtu juga terjadi insiden di mana seorang melakukan penembakan hingga melukai dua orang.
Insiden itu terjadi di sekitar Silwan, lingkungan Palestina di Yerusalem Timur yang terletak di bawah tembok Kota Tua.
Penembak itu diidentifikasi sebagai seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dari Yerusalem Timur, ia tembakan dan melukai dua orang sebelum dia ditembak dan dilukai oleh orang yang lewat.
Insiden di sinagog itu terjadi menyusul serangan Israel di kamp pengungsi Jenin pada Kamis (26/1), dimana serangan itu menewaskan belasan orang, termasuk orang tua.
Di samping itu, Israel juga melakukan serangan udara di Jalur Gaza yang meningkatkan kekhawatiran akan pertumpahan darah.
Kabinet baru Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertemu pada Sabtu malam untuk membahas situasi terkini.
“Menyusul penilaian situasional IDF (Pasukan Pertahanan Israel), diputuskan untuk memperkuat Divisi Yudea dan Samaria (Tepi Barat) dengan batalion tambahan,” kata militer Israel, dikutip dari Reuters.
Pada Jumat malam, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir mengunjungi lokasi serangan, di mana dia disambut dengan campuran sorakan dan kemarahan. “Pemerintah harus tanggap, insyaallah ini yang akan terjadi,” ujarnya.
Netanyahu mendesak orang-orang untuk tidak mengambil hukum ke tangan mereka sendiri, tetapi mengatakan langkah-langkah telah diputuskan.