Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya membuka secara resmi Conference of the Parties to the Minamata Convention on Mercury (COP-4.2) di Nusa Dua, Bali, Senin (21/3). (Foto: Dok. KLHK)
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya membuka secara resmi Conference of the Parties to the Minamata Convention on Mercury (COP-4.2) di Nusa Dua, Bali, Senin (21/3). (Foto: Dok. KLHK)

Buka Konvensi Minamata, Siti Nurbaya Tekankan Upaya Penghapusan Merkuri



Berita Baru, Bali – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya membuka secara resmi Conference of the Parties to the Minamata Convention on Mercury (COP-4.2) di Nusa Dua, Bali. Konvensi Minamata diharapkan dapat menghasilkan persamaan persepsi dari negara-negara pihak dalam upaya pengurangan dan penghapusan merkuri.

Dalam pidatonya, Menteri Siti menerangkan bahwa sebagai penyelenggara COP pertama yang diadakan di luar Jenewa, dirinya menegaskan kembali komitmen para negara pihak untuk menjadikan isu merkuri sebagai perhatian global dan bekerja bersama untuk membuat merkuri sebagai bagian dari sejarah.

“Kami percaya COP 4, sebagai COP Minamata pertama yang diadakan diluar Jenewa, akan kembali menjadi momen penting untuk meluncurkan Deklarasi Bali dan ini akan mengirimkan sinyal kuat kepada masyarakat internasional bahwa meskipun usianya masih muda Konvensi Minamata bersifat adaptif dan tangkas dalam menghadapi tantangan global merkuri,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya, Senin (21/3) 

“Make Mercury History,” itulah kampanye dari Konvensi Minamata tentang Merkuri. Tagline ini berarti, kedepannya senyawa tersebut harus disudahi penggunaannya karena terbukti banyak merugikan lingkungan, termasuk membahayakan kesehatan masyarakat.

Pada tahun 2022 ini, Indonesia dipercaya untuk menjadi negara tuan rumah pertemuan para pihak atau Conference of the Parties (COP) yang keempat. Pembukaan COP-4 Konvensi Minamata dihadiri oleh delegasi dari berbagai negara.

Konvensi Minamata telah berdiri kurang dari lima tahun. Namun, saat ini anggotanya telah berkembang dari lima puluh menjadi lebih dari seratus tiga puluh negara anggota. Menteri Siti kemudian berharap akan lebih banyak lagi negara dapat bergabung dengan upaya global dalam mengatasi masalah merkuri.

“Mari kita beri sambutan kepada keluarga Minamata,” ujar Menteri Siti.

Tantangan lain yang juga harus dihadapi Konvensi Minamata adalah perdagangan ilegal merkuri. Laporan internasional menunjukkan adanya peningkatan yang mengkhawatirkan dari perdagangan ilegal merkuri global, terutama digunakan di sektor Penambangan Emas Skala Kecil (PESK).

Penyelenggaraan COP-4 Minamata kali ini juga akan menjadi tonggak sejarah untuk komitmen para negara pihak dalam penanganan dan penghapusan merkuri. Bali Declaration, akan menjadi salah satu outcome dalam Pertemuan COP-4 Minamata. Menteri Siti mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia sedang menjalankan kebijakan nasional untuk mencapai Indonesia bebas merkuri pada tahun 2030.

Kebijakan nasional ini berfokus pada empat sektor prioritas, yaitu sektor manufaktur, energi, PESK dan kesehatan. Termasuk juga penerbitan regulasi teknis di tingkat menteri dan implementasi yang terintegrasi dengan pemerintah daerah.