Brook Kru Topi Jerami dan Takdir Kehidupan yang Kelam
Berita Baru, Manga – Masing-masing kru Topi Jerami dalam serial One Piece memiliki latar belakang yang berbeda dan unik. Mereka dianugrahi dengan berbagai karakteristik dan kekuatan yang saling melengkapi satu sama lain. Mereka memiliki mimpi dan takdir yang berbeda, namun ditakdirkan untuk terus bersama. Mereka disatukan oleh sejarah kelam masing-masing. Namun diantara semuanya, Brook memiliki sejarah kehidupan yang paling kelam.
Ia hidup terjebak dalam keabadian, dan harus terus hidup untuk kemudian menyaksikan yang lain mati satu per satu.
Kapten Topi Jerami, Monkey D. Luffy, mengajak Brook bergabung karena keunikannya sebagai kerangka yang dapat berbicara. Meski pada mulanya bergabungnya Brook ditentang teman-temannya, terutama Nami, akhirnya Brook resmi juga menjadi kru Topi Jerami.
Sebagaimana yang lain, kemampuan Brook dalam bertarung pun, terus mengalami peningkatan. Musik Brook yang menyayat, dan leluconnya yang garing semakin melengkapi keseruan berlayar Kelompok Topi Jerami.
Sebelumnya Brook merupakan anggota Kelompok Bajak Laut Rumbar, tempat para pecinta musik bersatu. Saat kapal hendak menuju Grand Line, mereka terinfeksi sebuah penyakit. Karena itu kaptennya, Yorki mengirim Brook dan anggota lainnya yang masih sehat untuk melanjutkan perjalanan. Brook kemudian menjadi wakil kapten menuju ke Grand Line.
Sayangnya, perjalanan selanjutnya juga tak mulus sebagaimana yang diharapkan. Saat mereka melintasi Segitiga Florian, mereka diserang dan diracun oleh sesama kru bajak laut. Kelompok Brook diketahui memiliki buah iblis Revive-revive (kebangkitan). Untuk menyelamatkan buah iblis tersebut sekaligus memenuhi janji mereka kepada paus Laboon, akhirnya salah satu diantara mereka harus memakan buah iblis tersebut.
Mereka pernah berjanji untuk kembali menemui Laboon setelah mereka berhasil mengelilingi dunia. Untuk menepati janji itu, Brook akhirnya memakan buah iblis yang mereka miliki. Anggota yang tersisa kemudian mencoba untuk merekam lagu untuk Laboon, namun saat itu, temannya mati satu persatu.
Tentu saja buah iblis tersebut memberinya kekuatan supranatural seperti buah iblis yang lain. Namun rupanya, buah iblis yang ia makan tidak saja memberinya kesempatan untuk hidup sekali lagi, namun memberinya kekuatan untuk hidup dalam keabadian. Karena bentuk tubuhnya sudah berupa tulang, ia bisa hidup selama yang ia inginkan.
Brook menyadari dengan penuh kesedihan saat ia menceritakan kisah kehidupannya yang kelam. Bahwa ia mungkin memang ditakdirkan untuk memenuhi janji dan kemudian melihat teman-temannya mati satu persatu. Kehidupan Brook akan terus berulang seperti itu.
Semoga Brook tidak bosan dengan kehidupannya yang malang.