Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

BPOM
Kepala BPOM, Penny K. Lukito (kiri), dalam konferensi pers Hasil Pengawasan rutin khusus keamanan pangan di seluruh Indonesia jelang Hari Raya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 di Jakarta, Senin (26/12).

BPOM Temukan Sebanyak 66.113 Produk Tidak Memenuhi Ketentuan



Berita Baru, Jakarta – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melaporkan hasil temuannya terhadap 66.113 item produk yang Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK).

Temuan tersebut didapatkan saat BPOM melakukan pengawasan rutin khusus keamanan pangan. Pengawasan dilakukan di Seluruh Indonesia jelang Hari Raya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

“Pengawasan rutin khusus pangan dilakukan secara serentak oleh 34 Balai Besar/Balai POM dan 39 kantor BPOM di kabupaten/kota,” ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K. Lukito, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (26/12/2022).

Menurut Penny, temuan produk tersebut memiliki nilai ekonomi sekitar 666,9 juta rupiah. Adapun rincian 36.978 pieces pangan kadaluwarsa 55,93 persen, 23.752 pieces pangan Tanpa Izin Edar (TIE) 35,93 persen, dan 5.383 pieces pangan rusak 8,14 persen.

“Sejalan dengan peningkatan cakupan jumlah sarana peredaran yang diperiksa pada tahun 2022, maka temuan produk TMK juga meningkat,” jelasnya.

Penny mengungkapkan, pengawasan rutin khusus menjelang Natal dan Tahun Baru kali ini diperluas cakupan sarana yang diperiksa sebesar 22,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Perluasan mencakup juga pengawasan untuk gudang e-commerce, mempertimbangkan tren belanja pangan online yang semakin meningkat.

Sampai dengan 21 Desember 2022, BPOM telah melakukan pemeriksaan pada total 2.412 sarana peredaran pangan olahan. Jumlah tersebut terdiri dari 1.929 sarana ritel, 437 gudang distributor, termasuk 16 gudang e-commerce dan 46 gudang importir.

“Hasil pengawasan memperlihatkan peningkatan signifikan temuan pengawasan produk pangan olahan, baik yang dilakukan melalui pengawasan langsung, maupun patroli siber,” katanya.

Dijelaskannya, ada 769 sarana 31,88 persen menjual produk TMK berupa produk pangan kadaluwarsa, pangan TIE, dan pangan rusak. Perinciannya sebanyak 730 sarana ritel 30,27 persen, 37 sarana gudang distributor 1,53 persen, dan 2 sarana gudang importir 0,08 persen.

“Jika keamanan pangan tidak terjaga maka kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan akan sulit terwujud bahkan perdagangan dan ekonomi juga akan terganggu,” katanya.

Dia menyebut, 86,17 persen produk TMK ditemukan di sarana ritel dan sebagian kecil ditemukan di gudang distributor dan importir. Wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan temuan pangan TIE terbanyak yaitu di Tarakan, Rejang Lebong, Tangerang, Banjarmasin, dan Jakarta.

“Temuan pangan TIE Impor terbanyak menjelang Natal Tahun 2022 dan Tahun Baru 2023 yaitu mi instan, keik, krimer kental manis, dan bumbu siap pakai. Peredaran produk dimaksud seharusnya dapat ditekan dengan partisipasi masyarakat untuk tidak membelinya,” terangnya.

Penny menambahkan, wilayah terjauh di Indonesia umumnya sulit dijangkau sehingga rantai distribusi pangan ke wilayah tersebut menjadi panjang dan membutuhkan waktu lebih lama. Pangan kadaluwarsa terbanyak ditemukan di wilayah kerja UPT BPOM di Kupang, Manokwari, Ambon, Merauke, dan Kendari berupa minuman serbuk kopi, bumbu dan kondimen, mie instan, bumbu siap pakai, serta minuman serbuk berperisa.

“Sementara untuk pangan rusak terbanyak ditemukan di Mimika, Kupang, Sungai Penuh, Kendari, dan Surabaya dengan jenis pangan berupa saus/sambal, krimer kental manis, susu UHT/steril, mie instan, dan minuman mengandung susu,” tambahnya.

Dia memastikan, pihaknya telah menindaklanjuti seluruh hasil pengawasan tersebut dengan melakukan langkah-langkah penanganan kepada pelaku usaha yang melakukan pelanggaran. Tindak lanjut ini termasuk melakukan pengamanan dan menginstruksikan retur/pengembalian produk kepada supplier produk TIE serta pemusnahan terhadap produk yang rusak dan kadaluwarsa.

“Sementara itu, hasil pengawasan terhadap e-commerce atau penjualan online melalui patroli siber bulan Desember 2022 berhasil mengidentifikasi sebanyak 2.477 tautan yang menjual produk pangan olahan TIE,” pungkas Penny.