Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

BNPB Catat 166 Korban Meninggal Akibat Bencana Sejak Awal Tahun
Ilustrasi evakuasi korban bencana (Foto: Istimewa)

BNPB Catat 166 Korban Meninggal Akibat Bencana Sejak Awal Tahun



Berita Baru, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) laporkan sebanyak 166 korban meninggal akibat bencana yang terjadi sejak awal 2021.

“BNPB mencatat, korban meninggal akibat gempa bumi berjumlah 91 jiwa, tanah longsor 41 jiwa, dan banjir 34 jiwa,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, dikutip dari siaran pers, Kamis (21/1). 

Sementara, korban hilang akibat banjir ada 8 orang dan hilang akibat gempa 3 orang. Sementara, korban luka akibat gempa bumi sebanyak 1.172 jiwa, tanah longsor 26 jiwa, puting beliung 7 jiwa, dan banjir 5 jiwa. 

Berdasarkan catatan BNPB, ada 185 bencana yang terjadi di Tanah Air sejak 1 hingga 21 Januari 2021. 

Data per 21 Januari 2021, pukul 10.00 WIB, menunjukkan bahwa bencana hidrometeorologi masih mendominasi. “Bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung mendominasi kejadian bencana,” tutur dia. 

Selain itu, BNPB juga mencatat ada sebanyak 127 banjir yang terjadi di beberapa wilayah. Kemudian tanah longsor ada sebanyak 30 kejadian dan puting beliung 21 kejadian. 

Kejadian bencana lainnya yang tercatat adalah gelombang pasang sebanyak 5 kejadian dan gempa bumi sebanyak 2 kejadian. Bencana-bencana tersebut menyebabkan kerusakan rumah hingga berjumlah 1.896 unit dengan tingkat kerusakan yang berbeda. 

“BNPB mencatat rumah rusak berat 147 unit, rusak sedang 63, dan rusak ringan 1.686. Dari rumah rusak, jumlah kerusakan akibat gempa bumi, khususnya yang terjadi di Sulawesi Barat, masih dalam proses pendataan di lapangan,” ucap Raditya. 

Sementara dari kategori rusak berat, tanah longsor menjadi bencana yang menyebabkan kerusakan paling tinggi, yakni 45 unit. Selanjutnya kerusakan akibat gelombang pasang atau abrasi sebanyak 40 unit, banjir 38 unit, dan puting beliung 24 unit. 

Bencana juga mengakibatkan kerusakan fasilitas publik, antara lain 18 unit fasilitas penduduk, 15 unit rumah ibadah, 3 unit fasilitas kesehatan, 2 unit kantor dan 25 jembatan.

“Kerusakan fasilitas publik akibat gempa masih dalam pendataan,” ucap Raditya.