BMKG Benarkan Ancaman Sumber Gempa Selatan Jawa
Berita Baru, Jakarta – Bencana gempa bumi yang mengguncang Selatan Malang pada 14.00 WIB awalnya dilaporkan berkekuatan 6,7 magnitudo.
Gempa tersebut rupanya juga dirasakan sampai Provinsi Bali, Provinsi NTB dan Provinsi DIY, dan tentu saja sebagian besar kabupaten/kota di Jawa Timur.
“Mag:6.7, 10-Apr-21 14:00:15 WIB, Lok:8.95 LS,112.48 BT (90 km BaratDaya KAB-MALANG-JATIM), Kedlmn:25 Km,” demikian cuitan akun twitter @BMKG Sabtu (10/4) siang.
Beberapa saat kemudian,
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyampaikan koreksi.
Daryono menjelaskan bahwa gempa Selatan Malang berkekuatan 6,1 magnitudo dengan kedalaman 60 Km.
“Update M 6,1 kedalaman 60 km, mekanisme sumber kombinasi naik, tidak berpotensi tsunami, kami masih mencari info dampak kerusakan,” terang Daryono dikutip dari akun twitter pribadinya @DaryonoBMKG Sabtu siang.
Ia menjelaskan bahwa episenter gempa M6,1 tersebut berdekatan dengan pusat gempa yang tergolong merusak pada masa lalu.
“Zona gempa selatan Malang merupakan kawasan aktif gempa. Catatan sejarah gempa menunjukkan bahwa Gempa Selatan Malang M6,1 ini berdekatan pusat gempa merusak Jawa Timur pada masa lalu, pada tahun 1896, 1937, 1962. 1963 dan 1972,” jelasnya.
Menurutnya gempa tersebut bukanlah gempa megatrust, tetapi lebih disebabkan oleh adanya patahan pada zona Beniof.
“Gempa Selatan Malang M6,1 ini merupakan gempa menengah akibat adanya deformasi atau patahan di zona Benioff yaitu pada bagian Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi/menunjam dan menukik ke bawah Lempeng Eurasia di bawah lepas pantai selatan Malang,” imbuhnya lugas.
Lebih lanjut Daryono menyebutkan bahwa gempa Selatan Malang dengan magnitudo 6,1 ini sebagai bukti bahwa ancaman sumber gempa di Selatan Jawa sebagaimana yang pernah disampaikan para ahli adalah benar adanya.
“Gempa Selatan malang yang destruktif merupakan alarm untuk kita semua bahwa ancaman sumber gempa subduksi lempeng selatan jawa yang selama ini didengungkan oleh para ahli gempa adalah benar. Kita patut waspada,” tegasnya. (HP)