Bisnis Dunia Tiarap, Euro Sentuh Level Terlemah
Berita Baru, Internasional – Nilai tukar euro melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga ke level terendah dalam sebulan terakhir pada perdagangan Kamis (23/4). Penyebaran virus corona (strain baru) membuat perekonomian Benua Biru merosot, bahkan lebih parah dari perkiraan, sehingga euro tertekan.
Pada pukul 18:30 WIB, euro diperdagangkan di level US$ 1,0778, melemah 0,39% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 24 Maret. Sementara itu melawan rupiah, euro malah ambles lebih parah, 0,82% di Rp 16.528,88/EUR, dan berada di level terendah sejak 17 Maret.
Seperti dilansir dari laporan CNBC, IHS Markit hari ini melaporkan data purchasing managers’ index (PMI) sektor manufaktur dan jasa di Eropa. PMI ditunjukkan untuk melihat aktivitas dunia usaha apakah ekspansif atau kontraktif. Angka di atas 50 menunjukkan aktivitas bisnis dunia usaha sedang berekspansi, sementara di bawah 50 artinya aktivitas mengalami kontraksi.
Hasilnya, kontraksi yang sangat parah terjadi di bulan ini. Mulai dari sektor manufaktur, angka indeks untuk Jerman, Prancis, dan zona euro dilaporkan sebesar 34,4, 31,5, dan 33,6. Angka tersebut jauh di bawah prediksi di Forex Factory berturut-turut 39 untuk Jerman, 37,3 Prancis, dan 38,7 untuk zona euro.
Hal yang sama juga terjadi pada sektor jasa, Jerman sebesar 15,9 (prediksi 28,3), kemudian Prancis 10,4 (prediksi 24,7), dan zona euro 11,7 (prediksi 23,2).
Memang negara-negara di Benua Biru sedang menerapkan karantina wilayah (lockdown) guna meredam penyebaran pandemi COVID-19. Tetapi kontraksi aktivitas bisnis yang lebih tajam dari prediksi bisa menjadi indikasi pertumbuhan ekonomi zona euro akan merosot lebih dalam.
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dalam laporan terbaru yang diberi judul The Great Lockdown yang dirilis pekan lalu, memperkirakan perekonomian zona euro akan berkontraksi (-7,5%) di tahun ini. Jerman sebagai motor blok 19 negara tersebut diperkirakan terkontraksi -7%, sementara Prancis minus 7,2%.
Meski demikian, pelemahan euro sedikit tertahan kabar bagus dari negara-negara Eropa yang mulai membuka lockdown setelah penyebaran COVID-19 melambat. Italia berencana membuka lockdown secara bertahap pada 4 Mei nanti. Italia dan Spanyol sudah mengijinkan warganya mulai beraktivitas sejak pekan lalu.
Kemudian Jerman juga mulai mengizinkan warganya beraktivitas, toko-toko kecil sudah diizinkan buka kembali sejak Senin, dan sekolah mulai aktif lagi per 4 Mei. Belanda juga berencana membuka lockdown secara bertahap mulai 11 Mei.
Roda bisnis di Eropa yang mulai berputar kembali tentunya menjadi kabar bagus, perekonomian zona euro perlahan bisa bangkit dari keterpurukan.