Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Bismillah Adil Aimaq, Jurnalis Afghanistan yang Tewas Ditembak
(Foto: The Guardian)

Bismillah Adil Aimaq, Jurnalis Afghanistan yang Tewas Ditembak



Berita Baru, Internasional – Seorang jurnalis Afghanistan dan aktivis hak asasi manusia, Bismillah Adil Aimaq, telah ditembak dan dibunuh oleh orang-orang bersenjata tak dikenal di Afghanistan barat. Aimaq, merupakan jurnalis kelima yang tewas di negara peperangan dalam dua bulan terakhir, kata seorang juru bicara provinsi.

Bismillah Adil Aimaq, seperti dilansir dari The Guardian, Sabtu (02/1), saat itu sedang berada di jalan dekat Feroz Koh, ibu kota provinsi Ghor, untuk melakukan perjalanan pulang ke kota setelah mengunjungi keluarganya di desa terdekat, kemudian orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah kendaraan.

Aimaq bekerja sebagai kepala stasiun Radio Sada-e-Ghor setempat dan juga aktivis hak asasi manusia di provinsi tersebut. Menurut juru bicara gubernur provinsi, Arif Abir, orang lain di dalam mobil, termasuk saudara laki-laki Aimaq, tidak terluka.

Hingga saat itu, belum diketahui siapa pelaku dibalik penembakan tersebut. Salah seorang juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menegaskan para pemberontak sama sekali tidak terkait dengan penembakan itu.

Pekan lalu, Rahmatullah Nekzad, yang mengepalai serikat wartawan di provinsi Ghazni, tewas dalam serangan oleh orang-orang bersenjata di luar rumahnya. Nekzad terkenal di daerah tersebut dan telah berkontribusi pada Associated Press sejak 2007. Dia sebelumnya bekerja untuk saluran TV satelit Al Jazeera.

Departemen intelijen Afghanistan mengklaim dua pelaku dalam serangan itu kemudian ditangkap dan menyiarkan rekaman video keduanya, dengan pengakuan mereka atas pembunuhan itu dan berada di Taliban. Namun, Taliban membantah terlibat dalam pembunuhan itu, menyebutnya sebagai tindakan pengecut. Sebagian besar provinsi Ghazni berada di bawah kendali Taliban.

Kelompok Negara Islam, yang disalahkan atas serangkaian serangan terhadap berbagai sasaran di Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir, mengklaim telah membunuh jurnalis Afghanistan lainnya pada awal Desember. Dua penyerang melepaskan tembakan dan membunuh penyiar TV Malala Maiwand saat dia meninggalkan rumahnya di provinsi Nangarhar bersama sopirnya.

Komite Perlindungan Jurnalis mengutuk serangan tanpa henti itu. Kelompok kebebasan pers internasional, Reporters Without Borders, menyebut Afghanistan sebagai salah satu negara paling mematikan di dunia bagi jurnalis.

Minggu ini, Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan mengatakan pembunuhan yang ditargetkan terhadap jurnalis Afghanistan telah berdampak negatif pada pemberitaan di negara itu dan menyebabkan penyensoran sendiri di media. Pernyataan tersebut menyebutkan sejumlah jurnalis perempuan telah meninggalkan pekerjaannya di provinsi karena ancaman.

Pernyataan tersebut lebih lanjut mengatakan bahwa sebagian besar jurnalis tidak dapat keluar secara terbuka di beberapa provinsi dan minimnya tindak respon pemerintah terhadap laporan ancaman yang mereka hadapi.

Kekerasan meningkat di seluruh Afghanistan, bahkan ketika Taliban dan pemerintah Kabul melanjutkan negosiasi perdamaian yang dimulai pada bulan September.