Bio Farma Siap Produksi 122,5 Juta Vaksin hingga September
Berita Baru, Jakarta – PT Bio Farma (Persero) telah mengamankan bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac sebanyak 144,7 juta dosis. Dan sebanyak 122,5 juta dosis vaksin akan diproduksi hingga September 2021.
“Kami sudah mengamankan sekitar lebih dari 144 juta dosis bahan baku yang nanti secara teratur akan kami produksi di Bio Farma untuk bisa menghasilkan 122,5 juta dosis,” ujar Dirut Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangannya, Sabtu (16/1).
Honesti menjelaskan, jumlah warga Indonesia yang harus divaksin agar terciptanya atau kekebalan populasi sebanyak 180 juta orang. Dengan dua dosis per orang, dia mengatakan vaksin yang harus disiapkan mencapai 362 juta dosis.
Bahkan, Kementerian Kesehatan juga menyiapkan 64 juta dosis cadangan untuk keperluan program vaksinasi nasional.
“Berdasarkan diskusi terakhir dan sudah menjadi ketetapan Kemenkes, kita membutuhkan lebih kurang 426 juta dosis vaksin untuk 181 juta rakyat Indonesia,” ujarnya.
Honesti mengklaim pihaknya memiliki tiga strategi untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia. Pertama, melakukan pengadaan vaksin jadi dari sejumlah manufaktur, seperti Sinovac (CoronaVac), Serum Institute of India (Novavax), AstraZeneca-SiamBio, Pfizer, dan Covax.
Kedua, memproduksi bahan baku di dalam negeri dari manufaktur. Saat ini, Bio Farma baru memiliki bahan baku dari Sinovac.
Strategi terakhir adalah memproduksi vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh sejumlah insititusi, yakni LBM Eijkman, UI, UGM, LIPI, ITB, dan Unair.
Honesti menambahkan Bio Farma adalah satu-satunya pihak yang mendapat izin memproduksi vaksin dari BPOM. Dia juga membuka kesempatan sejumlah industri untuk bekerjasama dengan Bio Farma.
“Oleh sebab itu long term strategy harus kita siapkan dari sekarang,” ujar Honesti.
Honesti mengatakan perseroan juga telah menyiapkan dua tempat untuk memproduksi vaksin. Tempat kedua dapat memproduksi 150 juta dosis per tahun.
“Tapi tidak cukup besar untuk bisa meng-cover suplai vaksin terhadap seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga strategi yang pendek tadi di mana kami melakukan importasi terhadap vaksin,” pungkasnya.