Biden Akan Tetapkan Pembantaian Armenia Oleh Kekaisaran Ottoman Sebagai Genosida
Berita Baru, Internasional – Joe Biden akan secara resmi menetapkan pembantaian di Armenia oleh Kekaisaran Ottoman selama perang dunia pertama sebagai tindakan genosida.
Seperti dilansir dari The Guardian, langkah tersebut adalah bagian dari janji Biden saat mencalonkan diri sebagai Presiden AS, meski akan semakin memperumit hubungannya dengan pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdoğan.
Hingga Rabu kemarin, pejabat administrasi belum memberi tahu Turki dan masih ada potensi Biden untuk berubah pikiran, menurut seorang pejabat kepada Associated Press.
Anggota parlemen dan aktivis Armenia-Amerika melobi Biden untuk membuat pengumuman tepat atau sebelum Hari Peringatan Genosida Armenia pada Sabtu (24/4).
Salah satu kemungkinannya adalah bahwa Biden akan memasukkan pengakuan genosida dalam proklamasi hari peringatan tahunan yang biasanya dikeluarkan oleh presiden. Para pendahulu Biden sebelumya menghindari penggunaan kata “genosida” dalam proklamasi memperingati momen kelam dalam sejarah.
Turki mengakui bahwa banyak orang Armenia yang tinggal di Kekaisaran Ottoman tewas dalam bentrokan dengan pasukan Ottoman selama perang dunia pertama, tetapi membantah mengenai laporan angka dan menyangkal bahwa pembunuhan itu diatur secara sistematis dan merupakan genosida.
Pada Rabu (21/4), sebuah kelompok bipartisan yang terdiri lebih dari 100 anggota DPR menandatangani surat yang ditujukan kepada Biden untuk menjadi presiden AS pertama yang secara resmi mengakui kekejaman itu sebagai genosida.
“Keheningan yang memalukan dari pemerintah Amerika Serikat tentang fakta sejarah genosida Armenia telah berlangsung terlalu lama, dan itu harus diakhiri,” tulis para anggota parlemen. “Kami mendorong Anda untuk menindaklanjuti komitmen Anda, dan mengungkapkan kebenaran.”
Menteri luar negeri Turki telah memperingatkan pemerintahan Biden bahwa pengakuan itu akan “membahayakan” hubungan AS-Turki.
The New York Times dan The Wall Street Journal adalah media pertama kali melaporkan bahwa Biden bersiap untuk mengakui genosida tersebut.
Jika Biden menindaklanjuti, dia hampir pasti akan menghadapi penolakan dari Turki, yang telah berhasil menekan presiden sebelumnya untuk menghindari masalah tersebut.
Hubungan antara Biden dan Erdoğan dimulai dengan awal yang dingin. Lebih dari tiga bulan masa kepresidenannya, Biden belum pernah berbicara dengannya.
Para Pejabat Turki memiliki sentimen tersendiri kepada Biden setelah wawancaranya pada momentum kampanye kepresidenan tahun lalu dengan New York Times. Di mana Biden menyatakan dukungannya kepada oposisi Turki terhadap “otokrat” Erdoğan. Tetap saja, Turki berharap bisa mengatur ulang hubungan tersebut. Erdogan memiliki hubungan yang mesra dengan mantan presiden Donald Trump, yang tidak memberinya ceramah tentang catatan hak asasi manusia Turki.