Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Biden akan menjamu PM Irak al-Kadhimi di Gedung Putih diTengah Kekhawatiran Meningkatnya Konflik
PM Irak Mustafa al-Kadhimi diperkirakan akan mendorong jadwal konkret penarikan pasukan AS [Foto: Parlemen Irak/Handout via Anadolu Agency]

Biden akan menjamu PM Irak al-Kadhimi di Gedung Putih diTengah Kekhawatiran Meningkatnya Konflik



Berita Baru, Washington – Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan menyambut Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi di Gedung Putih pada 26 Juli, menurut statemen resmi Gedung Putih.

Pertemuan itu akan ‘menyoroti kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan Irak’, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (16/7).

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Biden “juga berharap untuk memperkuat kerja sama bilateral dengan Irak dalam masalah politik, ekonomi dan keamanan untuk memasukkan upaya bersama untuk memastikan kekalahan abadi” dari ISIL (ISIS).

Pertemuan itu akan berlangsung dengan latar belakang meningkatnya kekhawatiran di antara para pejabat AS tentang serangan yang lebih sering terhadap target AS di Irak dan Suriah.

Setidaknya ada delapan serangan pesawat tak berawak yang menargetkan kehadiran AS sejak Biden menjabat pada Januari, serta 17 serangan roket.

Pemerintahan Biden telah menanggapi dengan dua kali menargetkan kelompok-kelompok bersenjata Irak yang beroperasi di dalam wilayah Suriah, termasuk satu yang dekat dengan perbatasan Irak.

Irak telah lama menjadi arena persaingan sengit antara AS dan Iran meskipun mereka sama-sama memusuhi ISIL.

Hubungan Baghdad dengan Washington menjadi rumit sejak tahun lalu AS membunuh Jenderal besar Iran Qassem Soleimani dan komandan senior milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis di Bandara Internasional Baghdad.

Pembunuhan itu dilakukan melalui serangan pesawat tak berawak pada 3 Januari 2020, yang diperintahkan oleh mantan Presiden Donald Trump.

Pasukan AS di Irak

Di Washington, al-Kadhimi diperkirakan akan mendorong jadwal konkret penarikan pasukan AS dari Irak. Pelaksanaan keberangkatan mereka bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Pada hari Kamis (15/7), al-Kadhimi dan utusan AS Brett McGurk membahas masalah ini di Baghdad.

Sekitar 3.500 tentara asing masih berada di wilayah Irak, termasuk 2.500 tentara Amerika, yang telah ditempatkan untuk membantu memerangi ISIL sejak 2014.

Pertemuan Al-Kadhimi dengan McGurk terjadi lebih dari seminggu setelah 14 roket ditembakkan ke pangkalan udara Ain al-Assad, yang menampung pasukan AS di Irak barat, dan tiga lainnya yang mendarat di dekat kedutaan AS di Baghdad.

Serangan itu adalah serangan terbaru dalam serentetan serangan yang menargetkan fasilitas militer dan diplomatik AS di Irak. Serangan-serangan itu diduga dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata pro-Iran di dalam pasukan paramiliter yang disponsori negara, yang disebut Pasukan Mobilisasi Populer (Popular Mobilisation Forces).