Biden Akan Mendesak Negara-negara Penghasil Energi G20 untuk Meningkatkan Produksi
Berita Baru, Roma – Presiden AS Joe Biden akan mendesak negara-negara penghasil G20 untuk meningkatkan produksi guna memastikan pemulihan ekonomi global yang lebih kuat.
Presiden Biden dan pemimpin dari negara-negara kaya anggota G20 akan bertemu di Roma pada 30-31 Oktober. Pertemuan itu rencananya akan membahas upaya untuk mengakhiri pandemi COVID-19 dan juga diharapkan untuk mendukung kesepakatan tentang penetapan pajak perusahaan minimum global yang baru.
Namun, para pemimpin dunia G20 mempunyai banyak masalah lain. Misalnya saja melonjaknya harga minyak dan gas, beberapa negara penghasil energi seperti Rusia dan Arab Saudi belum cukup meningkatkan produksi untuk memuaskan negara-negara yang sebagian besar konsumen energi dan khawatir tentang kekurangan energi dan inflasi.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menggemakan kekhawatiran itu dan mendesak KTT G20 untuk mendorong ‘visibilitas dan stabilitas harga’ yang lebih baik untuk menghindari gagalnya pemulihan ekonomi global pasca-COVID-19.
Menurut laporan Reuters, penasihat utama Biden juga telah menyuarakan keprihatinan tentang pemasok energi yang tidak cukup meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang melonjak.
Harga gas alam yang meroket, dengan patokan Eropa naik hampir 600% tahun ini, telah didorong oleh persediaan yang rendah dan permintaan yang melonjak seiring pemulihan ekonomi.
Sementara itu, penasihat keamanan nasional Presiden Biden, Jake Sullivan mengangkat masalah serupa selama kunjungan ke Brussels bulan ini, dengan menyebut Rusia ‘dalam sejarahnya menggunakan energi sebagai alat pemaksaan, sebagai senjata politik’.
Rusia, pemasok gas alam utama ke Eropa, dan raksasa energi Gazprom sedang didesak untuk berbuat lebih banyak untuk mengurangi harga di pasar spot.
“Ini adalah waktu yang sulit dalam ekonomi global, dan yang penting adalah pasokan energi global memenuhi permintaan energi global,” kata pejabat senior administrasi dikutip dari Reuters.
“Ada produsen energi utama yang memiliki kapasitas cadangan, dan kami mendorong mereka untuk menggunakannya untuk memastikan pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan di seluruh dunia,” imbuhnya dengan tanpa menyebutkan negara tertentu.
Pejabat itu mengatakan para pemimpin G20 tidak akan secara khusus menargetkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang mencakup Arab Saudi, atau menetapkan target apa pun untuk produksi energi.
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan menghadiri KTT secara langsung, tetapi rencananya berpartisipasi secara virtual.
Komentar dari Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak awal bulan ini memicu ketegangan baru atas pipa gas bawah laut Nord Stream 2, yang telah lama ditentang Washington dan yang sekarang menunggu izin dari regulator Jerman.
Novak mengatakan membersihkan pipa dapat membantu mengurangi kekurangan, memicu kekhawatiran bahwa Rusia telah gagal meningkatkan produksi gasnya – yang saat ini dikirim melalui pipa berbasis darat – justru untuk menekan Eropa agar menyetujui Nord Stream 2.
Selama pembicaraan mereka tentang ekonomi, para pemimpin G20 juga akan mendukung kesepakatan yang dicapai oleh lebih dari 130 negara tentang pajak perusahaan minimum global sebesar 15%, yang dapat menghasilkan sekitar $60 miliar pendapatan pajak tambahan per tahun untuk negara AS saja.