Biden akan Membuka Kamp Penahanan Migran di Dekat Penjara Guantanamo di Kuba
Berita Baru, Internasional – Pemerintahan Biden sedang bersiap untuk membuka kembali kamp penahanan migran di Teluk Guantanamo, setelah terjadi gelombang besar-besaran migran di perbatasan selatan.
Seperti dilansir dari The Guardian, ribuan migran yang sebagian besar dari Haiti, berkumpul di perkemahan darurat di bawah Jembatan Internasional antara Del Rio, Texas dan Acuña, Meksiko.
Biro Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai (Ice) telah membuka tender bagi kontraktor swasta untuk menjalankan Pusat Operasi Migran di pangkalan angkatan laut AS, dekat dengan kompleks penjara yang menampung 39 sisa tahanan teroris di penjara Guantanamo.
Kamp migran tersebut pertama kali didirikan pada tahun 1991 dan dimaksudkan untuk menampung pencari suaka Kuba. Pada akhirnya lokasi itu digunakan untuk menahan sekitar 34.000 warga Haiti yang jumlahnya kira-kira sama dengan migran dari Kuba hingga akhirnya dibubarkan oleh pemerintahan Obama. Sejak 2017, kamp itu tidak lagi digunakan.
“Setidaknya 10 persen dari personel tambahan harus fasih berbahasa Spanyol dan Kreol Haiti,” bunyi tawaran kontrak tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh NBC News. Kabar tersebut dimuat di situs web kontrak pemerintah Sam.gov pada 17 September dengan batas waktu penawaran hingga 1 Oktober.
Baik Departemen Keamanan Dalam Negeri, yang mengawasi Ice, maupun Dewan Keamanan Nasional tidak menanggapi permintaan komentar pada Rabu malam.
Peluang kontrak yang diiklankan menyatakan: “Fasilitas ini memiliki kapasitas 120 orang dan akan memiliki perkiraan populasi harian 20 orang, namun penyedia layanan harus bertanggung jawab untuk menjaga lokasi sekaligus peralatan yang diperlukan untuk mendirikan fasilitas perumahan sementara bagi populasi yang melebihi 120 dan hingga 400 migran dalam peristiwa lonjakan.”
Dalam waktu singkat, para kontraktor harus merakit tenda dan dipan untuk menampung gelombang tahanan migran.
“Selain itu, penyedia layanan harus mempertahankan daftar setidaknya 50 orang yang memenuhi persyaratan minimum klasifikasi pekerjaan petugas penjagaan tidak bersenjata dan memiliki rencana darurat yang layak untuk mengerahkan orang-orang ini dalam waktu 24 jam setelah pemberitahuan,” katanya.
Rencana pembukaan kembali kamp di dekat Guantanamo terjadi karena sekitar 14.000 migran telah menyeberangi Rio Grande dalam dua minggu terakhir. Sebagian besar adalah Haiti, termasuk para wanita dan anak-anak yang melarikan diri akibat gempa bumi yang melanda negara itu serta kekacauan politik yang menyebabkan krisis kemanusiaan.
Pemerintahan Biden telah meningkatkan penerbangan deportasi ke Haiti tetapi mendapat kecaman keras dari kelompok-kelompok hak asasi manusia yang mengatakan bahwa Biden sengaja melemparkan para migran ke jurang bahaya.