Berurusan dengan Venezuela, 40 Kapal Tanker Minyak akan Dikenai Sanksi Anti-Venezuela AS
Berita Baru, Internasional – Pada hari Jumat (5/6), Reuters menyebutkan bahwa Amerika Serikat (AS) saat ini sedang mempertimbangkan akan memberi sanksi kepada 40 kapal tanker minyak asing karena keterlibatan mereka dalam melakukan perdagangan dengan Venezuela. Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat anonim yang bekerja di Departemen Keuangan AS.
Venezuela saat ini sedang mendapatkan sanksi ekonomi dari AS meskipun dikabarkan sedang mengalami krisis bahan bakar minyak.
Pejabat anonim tersebut mengatakan bahwa sanksi baru terhadap beberapa kapal tanker itu akan diumumkan Washington dalam waktu dekat dan beberapa kapal tanker akan masuk dalam daftar hitam AS untuk jangka waktu yang lebih lama jika mereka terus berhubungan dengan Venezuela.
Lebih lanjut, menurut pejabat itu, jumlah kapal yang akan dikenai sanksi mencakup 25 kapal supertanker yang masing-masing mampu membawa sekitar 2 juta barel minyak serta 17 kapal tanker biasa yang lebih kecil dari supertanker.
Para ahli menyebut bahwa jika kebijakan itu benar-benar dilakukan oleh AS maka akan berpengaruh besar pada perdagangan lintas laut internasional, karena hal itu akan merubah biaya sewa dan transportasi kapal.
“Tujuan jelasnya [kebijakan sanksi itu] dapat menjadi pelajaran yang jelas bagi semua pemilik kapal: pertimbangkan kembali jika ingin berhubungan dengan Venezuela,” ujar pejabat anonim tersebut.
Sementara itu, Departemen Keuangan AS hingga sekarang belum menanggapi dan mengkonfirmasi informasi dari pejabat anonim tersebut.
Namun, seorang pejabat dari Departemen Luar Negeri menegaskan bahwa Washington sekarang terus terlibat aktif memperingatkan resiko perusahaan-perusahaan di sektor energi yang akan mereka alami jika terus-menerus berhubungan dengan perusahaan minyak Venezuela, PDVSA misalnya.
Dengan demikian, Washington tidak langsung serta-merta melarang perusahaan-perusahaan tersebut berhubungan dengan Venezuela. Washington hanya memperingatkan apa yang akan mereka hadapi jika melakukan itu.
Mengutip Sputnik, pada hari Selasa (2/6), Departemen Keuangan AS mengumumkan bahwa mereka tengah memberlakukan sanksi terhadap empat perusahaan dan empat kapal tanker minyak karena berurusan dengan Venezuela.
“Bendera kapal yang terdaftar, perusahaan pelayaran, pemasok, atau vendor yang terkait dengan mereka [Venezuela] diperingatkan: Transaksi ilegal dengan rezim tidak sah di Venezuela, yaitu Nicolas Maduro, dapat membuat Anda dikenakan sanksi keuangan dan sanksi ekonomi yang melumpuhkan,” Tulis Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dalam cuitan di akun Twitter resminya, merujuk rencana Iran yang akan melanjutkan pengiriman bahan bakar jika Venezuela butuh, Selasa (2/6).
Jika ada perusahaan yang mendapatkan sanksi dari AS, maka ini berarti properti dan aset perusahaan tersebut di AS, jika ada, akan diblokir dan seluruh warga negara AS dilarang untuk berurusan dengan perusahaan tersebut.
Sanksi itu baru akan dicabut jika perusahaan tersebut dapat memberikan bukti “perubahan perilaku yang positif.”
Pemerintahan AS yang dipimpin oleh Presiden Trump mulai memberlakukan sanksi ekonomi kepada Venezuela pada tahun 2018 dengan tujuan untuk menggulingkan Presiden Maduro yang terpilih dalam pemilu langsung, dan mengganti Presiden Maduro dengan Juan Guaido yang diakui puluhan negara menjadi presiden sementara Venezuela.
Saat ini, Washington sedang dalam proses untuk membekukan aset PDVSA yang ada di AS sebagai bagian dari upayanya untuk memberikan sanksi kepada Venezuela.
Caracas mengutuk keras pembekuan aset PDVSA dan menyebut hal itu sebagai tindakan yang melanggar hukum internasional. Bahkan Caracas menuduh Washington sedang berusaha ‘mencuri’ minyak milik Venezuela.
Pembekuan aset PDVSA, yang merupakan perusahaan milik Venezuela, juga berarti penutupan kilang-kilang minyak mereka. Caracas pun mulai memikirkan kebijakan-kebijakan untuk menyelamatkan negaranya dari kekurangan bahan bakar, termasuk menaikkan harga minyak.
Terlepas dari Iran, yang baru saja mengirimkan 5 tanker minyak ke Venezuela, sanksi dari AS kepada Venezuela mempengaruhi negara-negara lain yang ingin berhubungan dengan Venezuela.
Pada hari Rabu (3/6), Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa mereka telah memberikan sanksi kepada tujuh perusahaan asal Kuba dengan dalih perusahaan-perusahaan itu dijalankan di bawah kendali pemerintah Sekretaris Pertama Partai Komunis Kuba Raul Castro “untuk menindas rakyat Kuba dan untuk mendanai campur tangannya di Venezuela.”